Metro Times (Surabaya) – Layanan kesehatan di Surabaya makin berkembang. Salah satunya di bidang kesehatan mata. Yang terbaru adalah NLC National Lasik Center. Sebuah pusat layanan laser vision coreection atau lazim dikenal sebagai lasik, dengan teknologi terbaru dan tercanggih.
Peletakan batu pertama gedung NLC National Lasik Center, bertempat di Jalan Dr. Ir. Soekarno / MERR no 41, Minggu (4/11).
Acara yang dihadiri oleh Ketua PERDAMI (Persatuan Dokter Mata Indonesia) Jatim, dr Wimbo Sasongko, SpM-KVR.
dr. Wimbo Sasongko SpM-KVR, Ketua PERDAMI Jatim mengatakan, pembangunan National Lasik Center ini memang sudah dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat selama ini Surabaya merupakan pusat rujukan dari seluruh Indonesia bagian timur dengan populasi masyarakat yang begitu besar. Saya kira pantaslah kalau ada suatu Lasik Center disini dan kita tidak bisa memungkiri ini kemajuan teknologi yang mau tidak mau kita harus ikuti sebagai bangsa Indonesia.
“Saya selaku ketua Perdami dan IDI, berharap sekali bahwa dengan mengikuti perkembangan teknologi ini, dan meningkatkan pelayanan, utamanya masyarakat Indonesia terutama yang membutuhkan pelayanan kesehatan, lebih mencintai dokter-dokter, khususnya dokter mata di Indonesia,” katanya kepada awak media.
“Kita memiiiki teknologi kedokteran yang canggih maka berobat tidak perlu lagi ke luar negeri, tapi cukup di Indonesia saja, saya kira tujuan mulianya disitu,” ucapnya semangat
Angka kebutaan di Jawa Timur lebih tinggi empat persen (4%) dari daerah-daerah lain di Indonesia. Namun akhir-akhir ini dengan sistem JKN, BPJS dan lain sebagainya, tindakan operasi katarak jauh melampaui target, jadi mungkin angka kebutaan tidak seperti itu lagi. Tapi untuk Lasik ini jenis pelayanan yang berbeda, sekmen berbeda dan tujuannya berbeda,” tuturnya.
Pengembangan NLC National Lasik Center ini merupakan upaya inovasi layanan lasik. Dari sisi teknologi, NLC menggunakan metode ReLEx SMILE, teknologi terbaru dalam lasik. Di Indonesia, baru rumah sakit mata di Jakarta yang sudah menggunakan teknologi generasi ke tiga ini.
Menyesuaikan dengan perkembangan zaman, layanan NLC berbasis digital. Lebih dari itu, NLC juga dikembangkan bukan sekedar klinik lasik. Tapi juga sebagai wadah edukasi kesehatan mata masyarakat. Bagi dokter spesialis mata, NLC ke depan juga sebagai pusat peningkatan kapasitas keahlian dan research center.
Tak kurang 25 dokter spesialis mata bergabung di NLC. Mereka berasal dari beberapa daerah di Jatim, Jateng, Jabar.
CEO NLC, dr Imam Tiharyo SpM(K), menyebut NLC memang berbasis profesionalitas dan teknologi tinggi. “Tapi layanannya harus human touch dan mengedepankan edukasi. Konsepnya mesti homy dan ramah. Visi besarnya ingin ikut berkontribusi untuk membangun kualitas kesehatan mata dan kesempurnaan hidup masyarakat,” jelasnya.(nald)