Metro Times (Kendal) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapat kritik dari insan media saat menggelar Rapat Kerja Teknis Bersama Media Tahun 2019 di Ruang Merak Wanawisata Tirtoarum Kendal, (3/9/2019).
Kritik yang diarahkan ke Bawaslu Kendal didapati saat berlangsungnya sesi diskusi disela-sela Rapat Kerja Teknis Bersama Media.
Unggul Priyambodo seorang wartawan Kedaulatan Rakyat Jogja saat diskusi berlangsung menanyakan mengapa Bawaslu Kendal tidak pernah bisa mengungkap secara tuntas kasus money politik sampai tuntas.
“Fakta yang ada dilapangan, masyarakat pada waktu pileg kemarin banyak yang mendapatkan amplop dari para caleg, aneh sekali jika Bawaslu yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi tidak bisa mengungkap hal itu,” kata Unggul.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya juga mendengar sendiri pasca pemilu ada sesama caleg yang saling bertanya habis berapa uang buat kepyur (money politik).
Menanggapi kritikan tersebut, Wahidin Said, salah seorang komisioner Bawaslu Kendal menyampaikan, keberadaan Bawaslu ibarat keberadaan seorang bapak kos di kos-kosan putri.
“Bagi seorang cowok yang ingin apel di kos-kosan putri ketika ada bapak kos pasti ia akan merasa segan, begitupun keberadaan Bawaslu,” katanya.
Lebih lanjut ia menuturkan, meski Bawaslu belum bisa mengungkap money politik sampai tuntas, setidaknya dengan keberadaan Bawaslu akan membuat risih para pelaku money politik.
“Untuk bisa mengungkap money politik sampai bisa dibawa keranah hukum pidana prosesnya perlu pembuktian-pembuktian yang rumit dan susah untuk dilakukan,” terangnya.
Rapat Kerja Teknis Bawaslu bersama media, selain dihadiri oleh para wartawan dari berbagai media yang berada di Kabupaten Kendal juga dihadiri masih wah mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Kendal (Imaken).
Dalam Rapat kerja teknis tersebut, Bawaslu juga melaunching Buletin Bawaslu Kendal edisi perdana.(Gus)