Metro Times (Wonosobo) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Balai Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PSDA) Progo Bogowonto Luk Ulo melaksanakan rapat presentasi laporan akhir monev kegiatan konservasi sub DAS Wates Das Bogowonto oleh Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM di ruang pertemuan Balai Desa Tanjunganom, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jumat (28/12).
Dalam rapat presentase ini turut dihadiri oleh Kepala Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo, Kepala Dinas Pertanian, peternakan dan tanaman pangan Kabupaten Wonosobo, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Wonosobo, administrator Perhutani KPH Wonosobo, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Purworejo, Camat Kepil, PPK OP SDA II BBWS Serayu-Opak, tokoh masyarakat Desa Ropoh, tokoh masyarakat Desa Tanjunganom, tokoh masyarakat Desa Kagungan, Kepala Seksi Dalguna Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo dan Korpokla wilayah Bogowonto.
Kegiatan pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air perlu terus ditingkatkan dalam rangka pemenuhan layanan kebutuhan air bagi warga masyarakat dengan tetap mengupayakan pencegahan dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Sedangkan konservasi Sumber Daya Alam (SDA) merupakan syarat untuk keberhasilan dua kegiatan terkait dengan air tersebut, termasuk dengan rencana pembangunan Bendungan Bener.
DAS Bogowonto sendiri adalah termasuk Sub DAS Wates, dimana di wilayah ini meliputi Desa Ropoh, Tanjunganom, Kagungan, yang semuanya terdapat di Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Dan sebagai sumber air Bendungan Bener, perlu dipertahankan kelestariaannya melalui kegiatan konservasi, antara lain dengan metode sipil teknis pada alur sungai.
“Perlu dilakukan kegiatan pemantauan dan analisis konservasi SDA, agar pelaksanaannya memperoleh hasil yang maksimal” terang Kepala Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo, Ir Dyah Purbandari Mulat Utami, MT.
Perlu diketahui, kondisi saat ini di kawasan Sub DAS Wates sebagai bagian dari DAS Bogowonto yang berada di hulu lokasi rencana Bendungan Bener. Maka dari itu, dalam menghasilkan kajian untuk menyusun rekomendasi terkait dengan pelestarian kawasan Sub DAS Wates, dalam rangka penanganan masalah yang terkait dengan SDA melalui program konservasi pada masa-masa selanjutnya.
Dengan adanya rapat presentase ini, diharapkan semuanya bisa berjalan lancar tanpa terkendali. Dimulai dari survey pengukuran debit mata air di desa Ropoh dan pengukuran topografi, mengingat Desa Ropoh sendiri potensi pemanfaatan sumber air dari 3 mata air sekitar 109,3 m3/hari, maka dari itu jika digunakan standar kebutuhan air bersih 60 lt/orang/hari, efisiensi sistem air bersih 70% maka dapat digunakan untuk melayani sekitar 1.275 orang.
“Diperlukan perencanaan jaringan air bersih meliputi bangunan penangkap mata air, jaringan pipa, pelepas tekan dan lain sebagainya” tambah Kepala Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo.
Kepala Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo juga menegaskan, pemantauan dan analisis hidrologi perlu terus dilakukan untuk mendapatkan data yang cukup, agar dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kondisi DAS dan mengukur keberhasilan konservasi SDA di Sub DAS Wates.
“Semoga dengan rapat presentase ini, semua komponen agar bisa saling bersinergi dengan baik, agar dikemudian hari tidak diketemukan hal-hal yang tidak diinginkan, dan tentunya agar semuanya bisa berjalan dengan lancar” jeas Kepala Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo. (Arif)