Metro Times (Purworejo) Relawan merupakan salah satu garda terdepan dalam setiap kejadian bencana karena dengan segala keterbatasan yang dimiliki ternyata mampu menembus batas dan medan seberat apapun. Mengingat peran pentingnya, para relawan di Kabupaten Purworejo layak mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya dalam hal pelatihan kebencanaan.
Hal itu menjadi salah satu catatan penting acara Temu Relawan dengan Bupati Purworejo dalam Rangka Pemantapan Kesiapsiagaan Bencana di Pendopo Kabupaten, Senin (15/4) pagi. Kegiatan digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo diikuti sekitar 800 relawan dari berbagai organisasi, seperti Banser, relawan GKJ Purworejo, IOF, Relawan Desa, relawan Seniman, Orari, dan RAPI.
“Poin pentingnya bahwa para relawan ini haru mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten. Tadi Pak Bupati meminta salah satunya agar mereka mendapat pelatihan. Kita rencanakan akan ada pelatihan dalam konsep jambore relawan dengan menghadirkan tutor professional,” kata Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Sutrisno MSi.
Sutrisno menyebut, jumlah relawan di Kabupaten Purworejo saat ini mencapai sekitar 2.300 orang. Mereka berasal dari sejumlah organisasi. Ada yang terlatih, ada pula yang belum terlatih.
Menurutnya, relawan bukanlah bentukan BPBD dan menjalankan misi kemanusiaan secara mandiri. Pihaknya menilai para relawan sangat aktif membantu pemerintah, khususnya BPBD, saat terjadi bencana.
“BPBD sifatnya hanya koordinasi dengan relawan. Memang selama ini komunikasi antar relawan cukup baik, tapi belum ada maksimal. Kalau bersama-sama misalnya buat dapur umum, tapi kadang sporadis, masing-masing relawan inisiatif,” ujarnya.
Temu relawan dengan Bupati Purworeo menjadi salah satu upaya untuk menguatkan koorsinasi antarrelawan dengan pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan Kabupaten Purworejo yang tercatat sebagai daerah berisiko bencana tinggi lebih mantap dan siap siaga dalam menghadapi bencana.
“Hari ini kita tampung masukan-masukan dari relawan dan selanjutnya akan kita tindaklanjuti,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian memberikan apresiasi terhadap BPBD dan para relawan yang selama ini selalu mengatasi persoalan bencana dengan baik. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain menyangkut manajemen relawan penanggulangan bencana, adanya inkonsistensi dengan siklus manajemen bencana, serta kurangnya pelatihan dan perencanaan.
Selain itu juga munculnya egosentris, sehingga tidak ada koordinasi dengan ICS (Incindent Commando System), meningkatnya jumlah relawan yang tidak terorganisir dan tidak profesional, serta kurangnya pemahaman terhadap peran relawan dan kerelawanan sehingga menimbulkan bencana di dalam bencana.
“Mudah-mudahan para relawan terus memiliki semangat untuk mengabdi pada kemanusiaan, dengan berupaya meningkatkan kemampuan dan soliditas dalam penanganan bencana,” tandasnya. (dnl)