Metro Times (Purworejo) Ribuan masyarakat Desa Guntur, Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo yang terdampak Mega Proyek Bendungan Bener, rela duduk ditengah terik matari dengan menggelar doa bersama di sekitar lokasih Bendungan Bener, tepatnya sekitar kantor PT Waskita Karya. Kamis (19/12) pagi.
Ribuan warga tersebut merupakan gabungan dari 9 dusun se – Desa Guntur memanjatkan doa kepada Tuhan yang mahakuasa agar mereka mendapat keadilan atas haknya.
Hadir dalam doa bersama itu Komisi IV dan Komisi II DPRD Kabupaten Purworejo. Komisi IV di wakili oleh Muhammad Abdullah, dan komisi II di wakili oleh Rohman, yang juga dapil Bener. Ikut mengamankan acara doa bersama anggota TNI-POLRI dari polsek dan koramil Kecamatan Bener.
Sementara itu, salah satu pemilik tanah yang terdampak Bendungan Bener, Sarjito (40) warga Dusun Kalipancer, Desa Guntur mengatakan, ribuan warga Guntur tersebut berdoa kepada tuhan yang mahakuasa, dengan harapan doa mereka dapat melunakkan hati pemerintah serta mendengar keluhan dan penderitaan warga Desa Guntur. Selain itu, doa juga untuk kebaikan dan keselamatan masyarakat sekitar.
“Harapannya dari doa bersama warga terdampak Bendungan Bener ini bisa menggugah hati pemerintah atas nasib kami di sini,” katanya.
Warga lain Purwadi, asal Dusun Kalipancer yang diperkelkan untuk menyampaikan orasinya di hadapan para wakil rakyat itu meminta kepada DPRD untuk menyampaikan keluhan dan penderitaan mereka kepada Presiden Joko Widodo.
“Pak Jokowi tolonglah kami, kami tidak menolak proyek Bendungan Bener, tapi kami tidak rela tanah kami dibayar dengan harga Rp60 ribu per meternya, dan tidak lebih mahal dari harga TEMPE,” kata Purwadi, dalam orasinya.
Sebelum ada kesepakan harga atas tanah kami, pengerjaan proyek Bendungan Bener untuk sementara kami minta dihentikan. “Kami hanya minta agar tanah kami dihargai secara manusiawi, kalau sudah dibayar sesuai dengan yang kami harapkan, pengerjaan proyek boleh dilanjutkan kembali,” ujarnya. (dnl)