Metro Times (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, langsung meninjau persiapan fasilitas rumah sakit darurat Pemprov Jatim untuk penanganan pasien covid 19 di gedung Puslitbang Humaniora Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berada di Kota Surabaya, Jumat (22/5).
Dalam pantauan di lapangan, Gubernur Khofifah yang didampingi oleh dr. Joni, Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban, Kepala Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK), Ir Baju Trihaksoro, langsung melihat dua ruang tenda yang didirikan di halaman Puslitbang Kemenkes yang di dalamnya terdapat 36 bed untuk pasien Covid 19.
“Alhamdulillah untuk persiapan fasilitas kamar bagi pasien covid 19 sudah bagus dan siap digunakan pasien covid 19. Untuk daya tampung rumah sakit ini sudah disediakan ada 500 bed baik Pasien Dalam Pengawasan (PDP), hingga Orang Dalam Pantau (ODP),” ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, usai meninjau lokasi rumah sakit darurat.
Dikatakannya, saat ini dinamikan penyebaran dan peningkatan pasien Covid 19 di Jatim luar biasa. Mengingat saat ini kabupaten/kota telah memasuki zona merah, sehingga Kabupaten/kota harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang berlipat ganda.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa Pemprov juga telah menyiapkan rumah sakit bagi pasien covid 19 di gedung baru Rumah Sakit Menur pada pertengahan maret lalu. Saat ini rumah sakit covid 19 di Rumah sakit Menur juga telah penuh pasien Covid 19. Begitu juga di Rumah Sakit dr. Soetomo saat ini untuk pasien covid 19 terus bertambah.
“Kami ingin Pasien Covid dengan kondisi perlu penanganan berat maka dilakukan di rumah Sakit dr. Soetomo. Kemudian Pasien Covid 19 yang ringan hingga sedang dilakukan atau ditangani di rumah Sakit Lapangan di gedung Puslitbang Humaniora Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sehingga daya tampung Rumah sakit rujukan di Jatim dapat tertata dengan baik dan bagus,”paparnya.
Gubernur Khofifah, menyampaikan kepada Kabupaten/kota juga berbuat hal yang sama dengan menyiapkan tempat rumah sakit rujukan di daerahnya bagi pasien covid 19. Dengan begitu penanganan pertama korban covid 19 bisa tertolong dengan cepat dan tepat.
“Seberapa pun persiapan yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk penanganan covid 19 ini tanpa diikuti kedisiplinan oleh masyarakat secara konsisten maka itu semua tidak artinya. Oleh Karena itu pihaknya meminta kepada Masyarakat semua di Jatim tolong patuhi dan jaga protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti keluar rumah harus menggunakan Masker, kemudian Phiscal Distancing jaga Jarak, hindari kerumunan, dan lakukan pola hidup sehat,” pintanya.
Sementara itu ketua Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuha mengatakan di rumah sakit ini dapat menampung sampai 500 pasien. Namun, yang baru dapat digunakan sementara 36 yang ada di RS tenda.
Ia menyampaikan, RS ini hanya untuk menampung Orang Tanpa Gejala (OTG) atau pasien covid-19 dengan gejala ringan dan sedang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban RS rujukan yang saat ini jumlah sudah melebihi kapasitas. “Covid sesuatu masalah yang komplek, maka kita pisahkan OTG kemudian gejala ringan dan sedang kita rawat di sini. Kenapa kita rawat? Karena isolasi di rumah tidak memenuhi syarat kalau rumah kecil anggota keluarga banyak ya menyebar,” ungkapnya.
Untuk mengurangi rasa bosan pasien, Joni menyampaikan, disiapkan tenda khusus untuk santai dan berolahraga serta ada tenda untuk kafe. Tak hanya itu, ada pula tempat cuci pakaian bila ingin mencuci.
Meski bernama RS darurat, Joni tetap menambahkan fasilitas kamar ICU untuk menghadapi kondisi gawat. Ada empat kamar dengan dilengkapi ventilator. “Karena covid ini gak bisa diprediksi, kondisi bagus bagus bagus tiba-tiba sesak kita rawat di icu,” ungkapnya.
dr Joni pria yang juga Direktur RSU dr Soetomo itu memastikan, bahwa besok (Sabtu – red) rumah Sakit lapangan pemprov Jatim di gedung Puslitbang Humaniora Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah dapat menerima pasien.(nald)