Metro Times (Situbondo) – Satuan Kesehatan (Satkes) Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal) yang tergabung dalam Satuan Tugas Dukungan Kesehatan (Satgasdukkes) Latihan Armada Jaya ke-37 Tahun 2019 turut berpartisipasi dalam penanganan korban Operasi Gabungan Amphibi dalam rangka merebut kembali wilayah yang dikuasai musuh sekaligus menegakkan kembali Negara kesatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan Operasi Gabungan Amphibi tersebut dilaksanakan setelah Panglima Komando Tugas Gabungan Amphibi (Pangkogasgabfib) Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos., Msi memberikan maklumat operasi pendaratan Amphibi dari KRI Makasar -590 kepada seluruh prajurit Marinir sebagai pasukan pendarat.
Adapun pasukan pendarat marinir tersebut selain dari KRI Makasar – 590 juga dari KRI teluk Banten-516. Scenario penanganan korban diawali dengan perintah dari Pangkogab Laksda TNI Dedy Yulianto kepada Dansatgusdukkes Kolonel Laut (K) dr. Ketut Tirka N Sp.J untuk melaksanakan Evakuasi Medis Udara (EMU) melalui Helly Bell HU 4207 dari Banongan ke KRI dr.Suharso-990 dengan korban Pasukan pendarat yang keracunan makanan akibat sabotase musuh. Selain karena keracunan makanan evakuasi dari darat tersebut juga menangani korban patah tulang korban akibat pertempuran.
Korban selanjutnya adalah keracunan CO2 dari penyelaman di KRI Teluk Banten -516, evakuasi ini juga menggunakan Helly Bell 4207. Belum selesai penanganan korban keracunan CO2 disusul dengan penanganan korban luka bakar dari Unsur KRI Makasar-590. Adapun korban tersebut dievakuasi dengan Evakuasi Medis Laut (EML) menggunakan sekoci KRI Makasar.
Kegiatan evakuasi ditutup dengan korban keracunan gas Sulfur Mostard dan korban yang meninggal dunia. Dalam penanganan Korban meninggal dunia tersebut tim Satgasdukkes melaksanakan identifikasi korban untuk mengetahui nama dan satuan asal korban mengingat mayat sudah tidak dapat dikenali.(nald)