Metro Times (Purworejo) Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) menyerahkan hibah alat kesenian kepada 95 grup kesenian tradisional, Jumat (23/12). Adanya bantuan tersebut diharapkan dapat memotivasi para pelaku seni untuk terus berkarya dan melestarikan kesenian daerahnya.
Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Bupati Purworejo, RH Agus Bastian, kepada sejumlah perwakilan kelompok seni penerima bantuan di Pendopo Kabupaten Purworejo. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Bupati, Hj Yuli Hastuti, Kepala Dindikbud, Wasit Diono SSos, serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Purworejo. Selain hibah alat kesenian, Bupati juga menyerahkan piala dan uang pembinaan sebesar Rp7 juta kepada Penyaji Terbaik I Parade Budaya Perbatasan Tahun 2022.
Wasit Diono melaporkan bahwa hibah alat kesenian merupakan program kerja Dindikbud tahun 2022 dalam rangka pengembangan dan pelestarian kesenian tradisonal. Hibah bersumber dari dana APBD dan diberikan kepada 95 kelompok seni berdasarkan pengajuan proposal permohonan melalui aspirasi atau Pokok Pikiran DPRD Kabupaten Purworejo.
“Ada 13 item alat kesenian yang diserahkan,” sebutnya.
Pihaknya berharap, bantuan yang diterima dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang aktivitas seni yang ada di wilayahnya masing-masing. Sebagai bentuk pertanggungjawaban akan melakukan monitoring terhadap para penerima.
“Jangan sampai tidak dimanfaatkan alias mangkrak. Insya-Allah akan kami monitoring sebagai bentuk pertanggungjawaban kami,” ungkapnya.
Wakil Bupati Purworejo dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemberian bantuan hibah alat kesenian merupakan bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Purworejo terhadap eksistensi dan peran seniman serta budayawan Purworejo.
“Bantuan diharapkan dapat menambah semangat para seniman untuk terus berkarya dan melestarikan kesenian daerah,” katanya.
Menurutnya, dengan masuknya arus globalisasi ke Indonesia, kesenian tradisional menghadapi tantangan nilai baru yang melahirkan perangkat-perangkat praktis. Karena itu, kesenian tradisi yang selama ini menjadi ekspresi masyarakat pendukung untuk menciptakan keserasian antara manusia dan lingkungannya, harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar sejalan dengan tuntutan globalisasi.
“Kita harus memanfaatkan teknologi untuk memperkuat seni budaya tradisional, serta melakukan adaptasi, modifikasi, dan regenerasi. Modernisasi tidak boleh meruntuhkan seni budaya tradisi, namun justru harus lebih memperkuat,” tandasnya.
Usai acara simbolis di Pendopo Kabupaten, penyerahan bantuan kepada masing-masing kelompok kesenian secara terjadwal berlangsung di Gedung Kesenian WR Soepratman. Penyerahan bantuan ditinjau dan diawasi langsung oleh Ketua Komisi 1 DPRD, Luhur Tri Endro Sadewo, bersama jajarannya.
Saat dikonfirmasi, Luhur Tri Endro Sadewo menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh anggota Komisi 1 secara lengkap diketahui secara umum penyerahan berlangsung dengan baik. Namun, jika nantinya ada kelompok seni yang merasa menerima alat tidak sesuai spesifikasi, masyarakat dapat melakukann komplain kepada pihak Dindikbud atau DPRD Purworejo selaku penyalur aspirasi pokok pikiran dalam hibah tersebut.
“DPRD siap menerima aspirasi. Seandainya ada komplain dari masyarakat atau pelaku seni yang merasa alat yang diterimanya tidak sesuai atau ada yang kurang dan sebagainya,” terangnya.
Pada bagian lain, pihaknya meminta agar pelaksanaan pengadaan hibah alat kesenian pada tahun-tahun berikutnya dapat dilakukan tidak pada akhir tahun atau menjelang pergantian tahun. Hal itu juga menjadi aspirasi dari banyak masyarakat yang diterima oleh Komisi 1.
Khusus alat kesenian ini termasuk terlalu lambat. Kalau di akhir-akhir tahun seperti ini kan kalau ada kekurangan masuk ke anggaran berikutnya. Kemudian harapannya bantuan melalui Pokir DPRD ini tidak hanya dilihat dari nilai politis, tapi yang terpenting bisa betul-betul dirasakan manfaatnya bagi masyarakat pelaku seni sesuai dengan karakter Kabupaten Purworejo,” tandasnya. (dnl)