- iklan atas berita -

MetroTimes (Surabaya) – Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadan, SMP YPPI 1 Donokerto Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan yang melibatkan seluruh siswa, guru, serta tenaga kependidikan. Tahun ini, sekolah tidak membagikan takjil seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan berfokus pada kegiatan bina rohani dan pembagian zakat fitrah kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Donokerto, Titris Hariyanti Utami, menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak membagikan takjil tahun ini diambil guna mengakomodasi program dari Dinas Pendidikan terkait pembelajaran Ramadan. Selain itu, sekolah ingin memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk memahami esensi kepedulian sosial melalui kegiatan berbagi yang lebih terstruktur.

Bina Rohani untuk Semua Agama

Sebagai sekolah yang menaungi siswa dari berbagai latar belakang agama, SMP YPPI 1 Donokerto memastikan bahwa seluruh siswa mendapatkan pembinaan rohani sesuai dengan keyakinan masing-masing. Untuk siswa Muslim, sekolah mengadakan kegiatan Pondok Ramadan yang berisi kajian keagamaan, tadarus Al-Qur’an, serta pembelajaran tentang zakat dan ibadah sosial lainnya. Sementara itu, bagi siswa non-Muslim, sekolah menyelenggarakan bina iman yang dilaksanakan secara bersamaan di ruang terpisah dengan bimbingan guru agama masing-masing.

ads

“Kami ingin semua siswa mendapatkan ruang untuk memperkuat keimanan mereka tanpa ada perbedaan. Oleh karena itu, kegiatan bina rohani ini dilaksanakan untuk semua agama,” ungkap Titris Hariyanti Utami.

Penyaluran Zakat Fitrah dan Sembako

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Jamali atau yang akrab disapa Pak Jamal

Salah satu kegiatan utama dalam rangkaian Ramadan tahun ini adalah penyaluran zakat fitrah. Zakat yang dikumpulkan berasal dari para guru dan siswa Muslim di SMP YPPI 1 Donokerto. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Jamali atau yang akrab disapa Pak Jamal, menjelaskan bahwa zakat ini dihimpun dari seluruh guru dan siswa Muslim untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.

“Kami menyalurkan zakat fitrah ini ke dua masjid, yaitu Masjid Ar-Rahman dan Masjid Al-Mujahidun, serta ke panti asuhan anak yatim. Panti asuhan dipilih karena banyak anak-anak di sana yang berstatus mustahik atau penerima zakat,” jelas Pak Jamal.

Selain zakat fitrah, sekolah juga menggalang donasi berupa sembako dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan ini tidak hanya disalurkan ke panti asuhan, tetapi juga kepada tenaga keamanan dan petugas kebersihan sekolah. Paket sembako yang disalurkan terdiri dari beras, mie instan, sirup, kopi, gula, minyak goreng, dan biskuit.

Dari total donasi yang terkumpul, sebanyak 128 kilogram beras telah didistribusikan dalam paket-paket sembako. Selain itu, sekolah juga membagikan perlengkapan ibadah seperti mukena dan sarung kepada petugas keamanan dan tenaga kebersihan sekolah.

Menanamkan Nilai Kepedulian Sejak Dini

Menurut Pak Jamal, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kewajiban zakat bagi umat Islam, tetapi juga untuk menanamkan nilai kepedulian sosial kepada siswa sejak dini.

“Kami ingin anak-anak memahami bahwa zakat bukan hanya ibadah kepada Allah, tetapi juga bentuk ibadah sosial yang bertujuan untuk membantu sesama. Dengan berbagi, kita bisa mengurangi kesenjangan sosial dan membantu mereka yang kurang mampu agar tetap bisa menikmati bulan Ramadan dengan lebih baik,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam kegiatan ini. “Ketika anak-anak memahami bahwa zakat adalah bagian dari rukun Islam, diharapkan mereka akan tumbuh menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Harapannya, ketika mereka dewasa dan memiliki penghasilan sendiri, mereka tidak lupa untuk menunaikan kewajiban zakat,” tambahnya.

Dukungan Orang Tua dan Harapan Sekolah

Kegiatan bina rohani dan baksos Ramadan ini mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa. Titris Hariyanti Utami menegaskan bahwa program ini sudah menjadi bagian dari tradisi sekolah, sehingga orang tua memahami bahwa ada kegiatan khusus di bulan Ramadan bagi siswa Muslim, sementara untuk siswa non-Muslim akan ada program serupa pada bulan Desember.

“Orang tua tidak perlu khawatir karena setiap anak tetap mendapatkan pembinaan keimanan sesuai dengan agamanya. Untuk siswa non-Muslim, mereka juga akan terlibat dalam kegiatan sosial melalui program kesetiakawanan sosial yang diadakan di bulan Desember nanti,” jelasnya.

Sekolah berharap melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial dan berbagi kepada sesama. Selain itu, dengan adanya bina iman untuk semua agama, diharapkan seluruh siswa dapat memperkuat keimanan mereka dan tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama.

“Tujuan utama kami adalah meningkatkan iman dan takwa siswa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap seluruh siswa dapat lebih memahami pentingnya beribadah, baik secara pribadi maupun sosial,” pungkas Titris Hariyanti Utami.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!