MetroTimes (Surabaya) – Pemantauan pencemaran limbah di sungai terus dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Prov. Jatim, PJT I, BBWS Brantas dan sejumlah LSM yang tergabung dalam Tim Patroli Air Jawa Timur. Dari hasil susur sungai di Kali Surabaya, tim menemukan lima industri yang membuang limbah ke sungai. Kelimanya, yakni PT Mount Dream Indonesia, PT Miwon, PT Adiprima Suraprinta, PT Dewasa Aria Prima, dan UD Sumber Agung.
“Dari hasil pemantauan tim menyusuri Kali Surabaya mulai pukul 10.30 hingga 15.00 WIB ada lima industri yang buang limbah. Secara kasat mata limbahnya cukup bagus. Dari patroli sebelumnya, sampel limbah sudah pernah diambil dan hasilnya masih memenuhi baku mutu,” kata Koordinator Garda Lingkungan Jatim, Didik Harimuko saat dikonfirmasi, Selasa (29/9/2020).
Didik menjelaskan, sejak pandemi Covid-19, tim sempat menghentikan kegiatan sidak patroli di bulan Maret hingga Juni atau selama empat bulan. Namun, kini patroli yang kembali dilanjutkan, hanya menggunakan perahu dengan memantau outlet pembuangan limbah industri.
“Tim hanya pantau dan ambil sampel limbah dari sungai. Kami tidak langsung masuk ke pabrik, karena banyak industri yang menerapkan protokol kesehatan ketat dan tim diminta menunjukkan hasil rapid test atau swab. Jadi dari sampel limbah yang diujikan di lab dan hasilnya tidak memenuhi baku mutu, maka akan ditindaklanjuti oleh tim,” ungkapnya.
Tak hanya pencemaran limbah industri, limbah domestik dari pembuangan sampah di bantaran sungai juga menjadi perhatian Tim Patroli Air. “Banyak sampah menumpuk di bantaran sungai yang dibakar. Bisa jadi karena pandemi ini, banyak masyarakat sekitar bantaran yang membeli makanan siap saji yang dibungkus. Lalu kemasannya dibuang di pinggir sungai dan dibakar. Kami melihat ada lebih dari 10 titik di sepanjang Kali Surabaya,” jelasnya.
Kepala Sub Divisi Jasa ASA II/2 Perum Jasa Tirta I, Firman Sarifuddin Efendi mengatakan, pihaknya mendukung penuh pelaksanaan Patroli Air, khususnya di Kali Surabaya. “Memang sejak Covid-19 sempat berhenti (kegiatan patroli air). Dan kini sudah mulai digelar kembali. Tentunya, kami menerapkan protokol kesehatan dengan wajib mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun, serta menggunakan rompi pelampung,” katanya.
Ditanya mengenai kondisi Kali Surabaya selama pandemi Covid-19, Ia memastikan tidak ada perubahan secara signifikan. Menurutnya, dibandingkan dengan tahun lalu, selama pandemi ini tidak ada perubahan dan masih sama
“Hanya untuk laporan pencemaran dari pembuangan limbah industri ini hampir tidak ada. Fenomena shock loading (pembuangan limbah industri) yang menyebabkan ikan munggut hanya terjadi sekali dan itu bukan di Kali Surabaya,” pungkasnya.(nald)