MetroTimes (Banyuwangi) – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi melakukan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan di Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur jelang pelaksanaan KTT G20 di Bali.
Sejumlah personel bersenjata lengkap ditempatkan di sejumlah titik terutama tempat publik, dan pintu masuk menuju Bali. Beberapa personel juga ditempatkan di Pelabuhan ASDP Ketapang dengan BKO Anggota Brimob dan TNI.
Personel juga dilengkapi peralatan metal detektor, mobil xray, bahkan Sat Samapta menurunkan K-9, Brimob dengan Jibom dan sniper ikut disiagakan.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Deddy Foury Millewa menyebut ada sejumlah titik yang menjadi fokus pengamanan KTT G20 di Bali. Pihaknya melaksanakan pemeriksaan di pelabuhan penyeberangan ASDP Ketapang.
Adapun pemeriksaan dilakukan di pintu masuk pelabuhan penyeberangan ASDP Ketapang adalah pemeriksaan terhadap kendaraan pribadi atau umum, pengemudi mobil pribadi yang membawa barang, para penumpang kapal dan pengendara sepeda motor.
”Kami lakukan pemeriksaan kelengkapan mulai KTP, SIM, STNK,dan kelengkapan lainnya termasuk protokol kesehatan,” ujar Kapolresta Banyuwangi.
Kombes Pol.Deddy juga menyampaikan bahwa terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dan menjadi tempat penyelenggaraan KTT 20 merupakan sebuah kepercayaan Kehormatan dan suatu kebanggaan.
Namun yang sangat penting dipahami adalah dibalik kehormatan itu terkandung tanggung jawab dan tantangan yang besar bagi kita untuk memastikan KTT presidensial G20 dapat berjalan dengan aman lancar.
Di Banyuwangi, kata Kapolresta, fokus pengamanan berada di Pelabuhan PT ASDP Ketapang, pelabuhan rakyat, termasuk pengamanan laut serta Bandara Internasional Banyuwangi.
“16 November 2022 bukanlah pertemuan yang biasa, Karena merupakan forum utama kerjasama ekonomi global yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar,” terang Kapolresta.
Kombes Pol Deddy menyampaikan bahwa, ada berbagai simulasi pengamanan untuk memastikan kegiatan KTT presidensial G20 tersebut. Beberapa hal yang diantisipasi yakni, masih terjadinya gerakan aksi terorisme dan radikalisme yang mengancam kedaulatan NKRI.
“Perlu diingatkan bahwa tanggung jawab pengamanan bukanlah tugas yang ringan. Harus kita siapkan semaksimal mungkin dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di atas pundak kita kehormatan negara menjadi tanggung jawab kita semua, harga diri bangsa harus kita pertaruhkan dengan sekuat tenaga,” tegasnya.
Sehingga perlu adanya langkah yang serius dalam pengamanan G20 ini. Selain itu, adanya kedatangan tokoh-tokoh penting, kepala negara ataupun kepala pemerintahan negara-negara besar juga menjadi perhatian.
Kombes Pol Deddy menyampaikan bahwa forum KTT G20 mewakili lebih dari 75 persen perdagangan dunia yang akan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting kepala kepala negara ataupun kepala pemerintahan negara-negara besar (nald)