Metro Times (Magelang) Curah hujan dengan intensitas lebat sering membuat kondisi jalan Sultan Agung, masuk Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang banjir. Hal tersebut sering membuat masyarakat sekitar mengeluh, terutama bagi masyarakat pengguna jalan yang melintas di jalan Sultan Agung tersebut.
Ketua RW 1 Nepak, Desa Bulurejo, Mochid, mengatakan, setiap kali turun hujan tak perlu menunggu waktu yang lama, dapat dipastikan jalan Sultan Agung akan meluap atau banjir.
“Hujan menyebabkan debit air terlalu besar pada Kali Bening (depan SMKN 1 Kota Magelang) sehingga mengalir deras melalui selokan atau irigasi yang melintasi Perumahan Graha Surya dan sekitarnya lalu menggenang di jalan Sultan Agung,” kata Mochid di sela-sela membersihkan sampah yang menutupi saluran irigasi, Senin (2/3/2020).
Menurut Mochid, terjadinya banjir di jalan Sultan Agung juga tidak terlepas dari masalah sampah. Banyaknya sampah yang terbawa arus dari Kali Bening tersebut kerap kali membuat mampet saluran irigasi yang berada di sekitar jalan Sultan Agung.
“Sampah-sampah ini berasal dari atas yang mengalir hingga di Kali Bening, akhirnya membuat mampet saluran-saluran kecil di sekitar sini,” terangnya.
Terkait masalah banjir dan sering meluapnya jalan Sultan Agung, Mochid mengaku telah beberapa kali melaporkannya kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Bulurejo. Kendati demikian, hingga saat ini masih belum ada tindakan yang dirasa signifikan dari Pemdes setempat.
“Dari Pemdes sudah mengajukan untuk normalisasi saluran irigasi namun sampai saat ini belum terealisasi. Kami sudah berkali-kali berkoordinasi dan Kepala Desa juga sudah berusaha, masyarakat juga sudah sering membersihkan sampah. Namun apa daya sampah ini memang terlalu banyak,” ujarnya.
Salah satu warga Dusun Nepak, Desa Bulurejo, Supriyono mengaku, kondisi banjir di jalan Sultan Agung tersebut telah berlangsung selama 4 tahun terakhir. Ia berharap kepada Pemdes atau pun Pemkab Magelang untuk segera melakukan normalisasi irigasi atau gorong-gorong di sekitar jalan Sultan Agung.
Ia juga mengkhawatirkan kondisi luapan air tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan warga sekitar, terutama pada saat musim penghujan seperti sekarang ini.
“Kami khawatir juga berdampak buruk bagi kesehatan warga sekitar, terutama demam berdarah. Pada saat itu saja sudah ada korban demam berdarah kok. Kami mohon kepada pemerintah untuk segera melakukan tindakan demi kepentingan bersama dan masyarakat umum,” pungkas Supriyono. (rmy/rif)