Metro Times (Surabaya) – BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan bank pemerintah untuk memberikan pelayanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan juga merangkul pengembang yang mau membangun perumahan untuk pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami minta Bank BTN mengumpulkan mitra pengembang perumahan yang menawarkan produk rumahnya di bawah harga Rp 500 juta kepada para pekerja,” kata Oki W Gandha Kepala BPJS Ketenagakerjaan Rungkut, Surabaya.
Oki W. Gandha menyampaikan, Pengembangan mempunyai dua perlindungannya. Pertama, karyawan-staf dilindungi program yang penuh, karena dia di gaji, staf yang sebulan penuh membantu pekerjaan kantor.
Harapan pengembang untuk proyek pembangunannya dilindungi, contoh pengembang membangun rumah susun proyeknya dilindungi, karena kalau tukangnya jatuh itu sudah BPJS Ketenagakerjaan yang mengkafer.
Lanjut Oki menjelaskan, pengembang semestinya mendirikan plang pemberitahuan bahwa pekerja proyek ini sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Karena kalau dia pasang plang / spanduk, pertama menginformasikan ke instansi lain misalnya Pajak, Disnaker, bahwa proyek ini sudah ada dicabang mana dia terdaftar. Dan kedua, untuk memotifasi pekerja juga bahwa sudah dilindungi, kalau perlu diomongi.
Kalau tidak di pasang plang pekerja akan khawatir jangan-jangan tidak di lindungi, ada juga sertifikat, pajang aja sertifikat di ruang tamu, o sudah dilindungi
Para pekerja yang menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang mengajukan KPR pada BTN akan mendapatkan kemudahan. Uang muka (UM) rumah hanya 5 persen. Padahal, UM rumah untuk masyarakat biasa dikenakan 20 persen dari harga rumah.
“Kami minta bunga spesial dan lebih murah untuk KPR yang diajukan peserta BPJS Ketenagakerjaan. Peserta yang mengajukan dengan persyaratan, perusahaannya tertib administasi, gaji tidak di bawah UMK dan kepesertaan sudah setahun,” kata Oki W Gandha . (nald)
