- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Akhir-akhir ini marak muncul lagu-lagu dangdut yang lirik atau syairnya bermuatan pornografi. Sederetan lagu bahkan menjadi tren di kalangan muda dan banyak dihafal oleh anak-anak.

Kondisi itu menjadi sorotan para pengurus Dewan Kesenian Purworejo (DKP). Menurut Ketua Komite Musik DKP, Dwi Suryanto, keberadaan lagu-lagu dangdut nasional bernada pornografi tersebut kian mengkhawatirkan. Banyak lagu yang di dalamnya menggunakan kata-kata seronok atau istilah yang dapat merusak moral anak.

“Berbicara soal pornografi kan tidak hanya terbatas pada gambar atau video, melainkan juga bahasa atau kata-kata. Tanpa disadari, banyak lirik dalam lagu sekarang tidak layak dikonsumsi, khususnya anak-anak,” kata Dwi saat rapat pengurus DKP, Kamis (23/11).

Dalam pantauannya selama ini, sejumlah lagu berbau pornografi sangat sering diperdengarkan di Kabupaten Purworejo. Antara lain pada acara panggung-panggung hiburan dangdut atau siaran radio.

“Kita tidak mengajak untuk membenci musik apapun, tetapi harus ada batasan.,” bebernya.

ads

Dwi berpendapat, perlu ada lembaga atau dinas terkait yang dapat menyikapi kondisi tersebut. Jika tidak, anak-anak akan teracuni dengan bahasa-bahasa yang cenderung liar. Peran orang tua juga dibutuhkan untuk membatasi anak-anaknya mendengarkan lagu yang tidak layak untuk usianya.

“Kita butuh aturan agar media penyiaran apapun memiliki batasan. Sosialisasi juga harus kita berikan, terkait lagu-lagu yang layak dan tidak layak diperdengarkan di Kabupaten Purworejo ini,” tandasnya.

“Ada beberapa stasiun radio, misalnya Irama FM yang setahu saya memang sudah memiliki filter daftar lagu. Tapi untuk lainnya saya belum tahu dan perlu kita pantau,” imbuhnya.

Diungkapkan, saat ini dirinya melalui DKP telah berusaha bergerak memberikan sosialisasi kepada sejumlah player atau komunitas keyboardis di Purworejo. Namun, tidak sedikit yang belum dapat membatasinya lantaran tuntutan penyelenggara.

“Kami bersama-sama pengurus DKP akan terus melakukan edukasi, termasuk kepada penyanyi. Tapi kita tidak bisa sendiri, butuh dukungan dari Pemerintah,” ungkapnya.

Ketua DKP, Angko Setiyarso Widodo, menegaskan bahwa keberadaan DKP tidak hanya sebagai pelestari budaya atau penggerak kesenian di Purworejo. Lebih dari itu, pihaknya juga akan menjadi benteng dari masukknya budaya yang tidak edukatif dan merusak moral bangsa.

“Dalam hal ini, komisi yang membidangi di DPRD juga harus turun tangan. Mari bersama-sama selamatkan generasi muda Purworejo. Jelasnya. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!