- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Jazid Bastomi, seorang desainer dan seniman batik ternama asal Kabupaten Purworejo, menambah koleksi karyanya dengan menciptakan batik tulis bermotif antik. Meski belum dikenalkan secara luas, hasil garapan Jazid yang satu ini telah mulai mendapat permintaan konsumen dari luar daerah.

Adanya motif baru itu pun menjadi persembahan istimewa pada Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.

“Yang spesial bagi saya untuk hari batik tahun ini ya ini, Batik Antik,” kata Jazid saat ditemui di Kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Purworejo, Rabu (2/10).

Batik antik mengangkat cerita rakyat lokal Kabupaten Purworejo, khususnya Bagelenan yang diberi nama Rama-Rama Bagelen. Motifnya beragam, tetapi lebih mengeksplorasi dari sisi seni tentang sosok perempuan tempo dulu.

ads

“Motif cerita rakyat memang sudah mulai saya garap sejak beberapa tahun ini. Tapi kali ini saya lebih mengangkat sosok perempuan dalam berbagai aktivitasnya atau perannya zaman dahulu,” ujarnya.

Menurut jazid, batik antik mulai dikerjakan sejak sekitar 6 bulan terakhir sehingga secara kuantitas belum banyak jumlahnya. Baru ada sekitar 25 motif yang berbeda versi, sepeti dalam hal busana atau jenis ativitas perempuan.

“Ini baru saja selesai dan baru kemarin saya kirim ke Jogjakarta dan Jakarta. Harganya mulai ratusan ribu hingga Rp9 juta per lembar,” sebutnya.

Jazid mengaku terciptanya batik antik muncul dari keinginannya untuk mengangkat kembali sejarah Purworejo yang terancam tenggelam oleh zaman. Sementara ide-ide motifnya ia dapatkan dari mendengarkan cerita-cerita orang-orang zaman dahulu dan observasi dengan membaca literasi terkait.

“Kebetulan saya suka sejarah. Kalau untuk motif wayang kan sudah banyak, nah motif cerita rakyat ini murni ide saya,” imbuhnya.

Proses pengerjaan batik antik tidak dapat kilat seperti pengerjaan motif lainnya. Dalam hal desain, Jazid melakukannya sendiri. Namun, untuk urusan pewarnaan, ia melibatkan para perajin batik binaannya yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Purworejo.

“Kita pakai warna alam dan menyesuaikan motif. Untuk kainnya sendiri pakai kualitas yang paling bagus,” jelasnya.

Rencananya, batik antik akan terus diproduksi dalam jumlah lebih banyak dan dipasarkan secara luas. Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di sejumlah Negara yang telah menjadi pelanggan batik produksi Jazid.

“Prospek pemasaran sangat bagus, apalagi mancanegara karena mereka memang suka motif-motif seperti ini. Batik antic ini bisa untuk dekorasi di dalam rumah atau busana. Jadi fleksibel,” ungkapnya.

Jazid mengaku bahwa motif batik antik melengkapi koleksi karyanya yang saat ini sudah mencapai 600 lebih. Dirinya berharap karya baru yang dikenalkannya bertepatan dengan hari batik ini mampu menjaga kelestarian batik sekaligus sejarah Purworejo. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!