- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Muhammad Husain Fahrudin (18), remaja asal Kampung Ngentak RT 02 RW 04 Kelurahan Baledono Kecamatan/Kabupaten Purworejo, berhasil meraih juara 2 Cabang Hafalan 500 Hadis Tanpa Sanad Kategori Putra dalam ajang Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) ke-25 Tingkat Nasional 2019. Prestasi itu sangat membanggakan mengingat ketatnya seleksi dan persaingan peserta dari seluruh provinsi se-Indonesia.

Husain merupakan anak kedua dari pasangan Suroso (49) Umi Nur Hasanah (45) yang kesehariannya berjualan Dawet di sekitar Cangkrep Kecamatan Purworejo. Keberhasilan Husain sekaligus membuktikan bahwa latar belakang keluarga yang sederhana tidak membatasi anak untuk meraih prestasi tinggi.

“Sehari-hari bapak berjualan dawet dan ibu sebagai ibu rumah tangga,” kata Husain saat ditemui metrotimes di rumahnya, Senin (8/7/19).

Husain mengikuti STQH ke-25 di Kota Pontianak Kalimantan Barat pada 27 Juni hingga 6 Juli 2019. Dalam kesempatan itu, ia berangkat bersama sejumlah hafidz lainnya atas nama kalifah Jawa Tengah.

Husain mengaku bahwa saat ini ia baru saja lulus dari MA Al-Irsyad Kabupaten Semarang dan masih menjadi santri di Ponpes Islam Al-Irsyad. Awal mengikuti seleksi STQH, Husain menjadi utusan dari Ponpes tersebut.

ads

“Saya mondok di Semarang sejak lulus SD. Awal ikut STQH ini saya diutus pondok, lalu seleksi di kabupaten dan provinsi. Akhirnya terpilih mewakili Jawa Tengah,” ujar alumni SDIT Ulul Albab 2 Purworejo ini.

Meski menempuh studi di Semarang dan maju STQ bukan atas nama Purworejo, Husain mengaku tidak pernah melupakan kota kelahirannya. Baginya, tetap ada keinginan untuk mengharumkan nama Purworejo.

“Kalau ditanya orang dari mana selalu saya jawab dari Purworejo, tapi mondok di Semarang,” lanjutnya.

Raihan juara 2 dalam ajang bergensi kali ini membuat Husain tidak berhenti bersyukur mengingat ketatnya persingan peserta dari seluruh provinsi se-Indonesia. Terlebih, atas prestasinya tersebut Husain menerima penghargaan dan uang pembinaan sebesar Rp18 juta dari panitia penyelenggara yang dapat digunakan untuk membatu orang tuanya. Dimungkinkan Pemprov Jateng juga masih akan memberikan apresiasi dengan nominal yang belum diketahui.

“Alhamdulillah, ini juga tidak lepas dari dukungan orang tua, pondok, MA, dan pendamping dari provinsi. Kami dilatih secara instensif, bahkan bisa mulai pagi sampai malam,” jelasnya.

Prestasi di bidang hafalan hadis ini bukan kali pertama bagi Husain. Pada tahun 2017 lalu, remaja yang langganan meraih peringkat 3 besar di sekolahnya ini pernah menjadi wakil Indonesia dan meraih juara harapan 2 dalam lomba Hafalan Hadis Amir Sulton yang oleh Kedubes Kerajaan Saudi bekerja sama dengan Kemenag dan Yayasan Amir Sulthon di Jakarta.

“Satu tahun ini saya masih akan pengabdian di pondok lalu setelah itu Insya-Allah melanjutkan kuliah di Universitas Islam Madinah di Saudi, sekarang lg proses pemberkasan,” ucapnya.

“Harapan ke depan semoga saya memperoleh ilmu yang lebih banyak dan berkah,” imbuhnya.

Prestasi Husain pun menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuanya. Sang ayah, Suroso, mengaku sangat bersyukur Husain. Dirinya yang berjualan dawet sejak tahun 1990 berharap Husain dapat terus meningkatkan ilmunya.

“Semoga anak saya semakin giat belajar untuk menambah ilmu,” ungkap Suroso didampingi sang istri. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!