- iklan atas berita -

 

Metro Times (Purworejo) Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Setiabudi SIKom MSi, terus bergerilya menyerap aspirasi masyarakat dalam berbagai  kesempatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Serap aspirasi dilakukannya antara lain dengan cara dialog publik melalui siaran radio LPPL Irama FM Purworejo, Kamis (31/10) malam kemarin.

Masih dalam  suasana peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Dion pun membuka kesempatan bagi kalangan muda untuk menyuarakan kritik, masukan, atau sekadar pertanyaan untuk kemajuaan pembangunan daerah. Acara dipandu oleh dua penyiar, yakni Dani Damara dan Rizqi Amelia, yang dikemas secara santai dengan obrolan ala generasi milenial.

Program dialog malam itu diawali Dion dengan memberikan apresiasi kepada LPPL Radio Irama FM yang telah meraih juara 1 LPPL terbaik se-Indonesia. Sejumlah pendengar langsung membanjiri pertanyaan saat sesi dialog dibuka.

Salah satu pendengar atas nama Agus Boro misalnya. Melalui sambungan telepon, ia menanyakan cara menanggulangi harga beras yang anjlok ketika terjadi panen raya?

ads

Menjawab pertanyaan itu, Dion menyebut bahwa Hukum ekonomi mau tidak mau berlaku dalam hal itu. Ketika banyak persediaan barang, maka harga akan turun dan ketika demand tinggi dan tidak ada barangnya, maka harga akan naik.

“Solusi yang saya tawarkan untuk masalah ini adalah disediakanya gudang persediaan di setiap desa sehingga barang yang tersedia akan tetap ada dan harga stabil gudang ini dikerjakan seperti sistem koperasi,” kata Dion.

Pertanyaan berikutnya yakni pada tahun politik saat ini bagaimana pemuda harus memilih sikap politiknya? Menjawab itu, Dion tidak melihat saat ini masih banyak pemuda yang anti terhadap politik dan hanya nyinyir ketika pemerintah melakukan kesalahan. Padahal ketika pemilihan umum dan mereka diberikan kesempatan untuk memberikan suaranya.

“Tapi mereka tidak melakukanya dan hanya mengkritik ketika terjadi masalah, seharusnya pemuda bisa menentukan pilihannya dan menentukan masa depan negaranya minimal 5 tahun ke depan,” ungkapnya.

Pendengar lainnya melalui WhatsApp, Eko Prasetio asal Pangen, bertanya bagaimana cara menyatukan pendapat dari berbagai pikiran demi memajukan kinerja DPRD? Menanggapi itu Dion berpendapat justru pemikiran itu tidak selalu harus disamakan. Menurutnya, ketika semua sama sulit terjadi check and balancenya.

“Perdebatan tidak dapat dihindarkan, namun bagaimana agar kita menemukan titik temu yang pas dan tentunya untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Indonesia,” tandasnya.

Pada akhir sesi, Dion memberikan pesan kepada generasi muda di Purworejo. Ia mendorong agar pemuda dapat terus meningkatkan literasi dan minat baca. Terlebih, saat ini Indonesia ada di urutan ke-2 terbawah dari 60 negara dengan minat baca terendah. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!