Metro Times (Surabaya) – Kegiatan Layanan Orientasi Siswa (LOS) yang diadakan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah, menyanyikan lagu-lagu nasional, dan belajar beberapa adat etika. Selasa (17/7).
Muhammad Syaikhul Islam, Kepala Sekolah Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, mengatakan di hari kedua ini anak-anak sudah belajar yel-yel, selanjutnya tadi ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang menurut kami perlu kita suarakan dalam masyarakat luas, kita mengajak anak-anak kelas 1 itu bersama segenap guru, karyawan, dan kebetulan pak Kepala Dinas Pendidikan Surabaya juga datang, mendeklarasikan Surabaya kota aman dan ramah anak. Jadi kita sampaikan kepada masyarakat luas, ‘ayo kita sama-sama jaga kota Surabaya ini’.
Dalam deklarasi tersebut, Muhammad Syaikul mengatakan, mendapatkan sambutan hangat dan kesepakatan bersama dari orang tua siswa,juga dewan guru pengajar serta dinas pendidikan kota surabaya.
“Alhamdulillah, deklarasi ini mendapat sambutan hangat dan kesepakatan bersama dari orang tua siswa, dan dewan guru pengajar disaksikan kepala dinas pendidikan kota surabaya,” cetusnya.
Muhammad Syaikhul mengharapkan, kegiatan LOS ini akan menciptakan generasi abad ke-21 sesuai dengan misi program pendidikan yang ada di SD Muhammadiyah 4 pucang sehingga mereka (siswa) bisa memiliki minimal empat karakteristik.
“Yakni mereka (siswa) punya kemampuan berkomunikasi, bisa bekerjasama (kolaborasi), kritikel tinking, dan terakhir kreatif,” cetusnya.
“Meskipun anak-anak kita yang baru kelas 1 ini kita ajak mereka untuk punya rasa kepedulian, dan kepekaan. Bagaimana yang selama ini Surabaya terkenal sebagai kota yang aman, nyaman, dan layak huni. Katakan kota yang punya masa depan ini kita rawat, kita jaga bersama-sama. Untuk kepentingan masadepan anak-anak ini,” tuturnya.
Sekolah yang ramah anak, sekolah yang bersahabat dengan anak, sekolah yang sangat menghargai anak-anak. Namanya buliyeng, namanya hukuman yang sifatnya mengadung fisik atau kekerasan itu semua tidak ada di sekolah kita.
“Kita juga deklarasikan sebagai reminder bahwa sekolah-sekolah ini harus bersahabat dengan anak. Sekolah-sekolah ini harus memposisikan anak (siswa) subjek pendidikan, tapi mereka adalah orang yang ikut dalam proses yang terlibat secara langsung bagaimana proses pendidikan ini.
Jadi anak-anak jangan ditarget tapi mereka mampu menarget dirinya sendiri, menentukan target pendidikan itu sendiri,” tutur Muhammad Syaikul
Di sekolah SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ada komite sekolah, yang dikenal Ikwam (Ikatan Wali Murid Muhammadiyah), posisi Ikwam di sekolah kita ini sangat berdaya dan juga memberdayakan, mereka ini mempunyai program-program yang sangat bagus, termasuk salah satunya sinergi dengan sekolah.
Program-program Ikwam sangat penting, misalnya membekali orang tua murid , memberi wawasan kepada orang tua murid, yaitu bagaimana cara berkomunikasi dengan anak, bagaimana melakukan edukasi kepada anak, bagaimana melakukan hal yang bersifat positif terhadap anak.
Tentunya juga disampaikan di program itu hal-hal yang bersifat negatif yang seharusnya dihindari sejauh-jauhnya, supaya tidak terjadi hal-hal itu, antara orang tua terhadap anak. Ini berjalan setiap bulan di dalam majelis taklim, seminar, talkshow dll.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak pernah terdengar kekerasan orang tua terhadap anak yang sampai terbawa ke sekolah. Artinya program Ikwam sudah sinergis dengan Sekolah”, ucapnya. (nald)