Metro Times (Semarang) Sebanyak 51 karya seni rupa (lukisan) karya Romo, Suster, aktivis perempuan dan penyandang disabilitas selama dua hari, Sabtu-Minggu (23-24/3) dipamerkan di Pastoran Johannes Maria, Kompleks Kampus Unika Soegijopranoto, Gang Kampung Asri, Jalan Pawiyatan Luhur, Bendan Dhuwur, Kota Semarang. Pameran tersebut merupakan lanjutan pameran lukisan yang digelar 21-25 Maret 2018 tahun lalu yang bertajuk “Perdamaian Palestina, Kerukunan Kita”.
Penanggungjawab pameran, Romo Aloys Budi Purnomo Pr menuturkan, untuk tema pameran kali adalah “Kian Berbagi Berkat Bagi Kerukunan, Kemanusiaan dan Kebangsaan”. Menurut Romo Budi, pameran dilaksanakan dalam semangat demokrasi yang membahagiakan dan menggembirakan. “Karena itu, dalam pameran ini diwarnai pula pentas seni dan satra berupa musik hadroh dari UIN Walisongo, 15 penari Sufi dari Al-Ishlah Darussalam, pembacaan puisi oleh Sosiawan Leak, Kelana Siwi, Arbi dan Zakiyah,” ucapnya, Sabtu (23/3).
Romo Budi menjelaskan, dipilihnya tema itu juga untuk menyongsong Pemilihan umum (Pemilu) yang akan digelar pada 17 April 2019. Dimana dalam kompetisi yang ketat, terutama dalam pemilihan presiden (Pilpres), masing-masing calon dan tim sukses saling berburu swing voters (pemilih mengambang), isu politik gencar disajikan dan saling serang antar kubu demikian kencang di media sosial. “Lewat pameran lukisan ini bisa menyerukan kerukunan kemanusiaan dan kebangsaan. Kami berharap pemilu tetap berintegritas,” harapnya.
Sementara, Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, KH. Taslim Syahlan mengatakan, kerukunan sebagai khazanah budaya yang harus dilestarikan. “Indonesia merupakan bangsa yang dikenal ramah, guyub-rukun dan gemar menolong, ini harus dijaga dan dilestarikan. Karena itu kami memaknai pameran lukisan ini merupakan bagian dari mengekspresikan bangsa Indonesia yang sebenarnya,” tuturnya. (af).
