- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Akibat Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dalam setahun terakhir membuat Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) atau dulu dikenal dengan PJTKI, turun pemasukan lantaran tidak dapat memberangkatkan tenaga kerja ke luar negeri. Kondisi itu memaksa para pengelola memutar otak untuk menyelamatkan perusahaan serta nasib karyawan. Seperti yang dilakukan oleh Kepala Cabang Purworejo PT Dian Yogya Perdana, Tri Marzuningsih. Perempuan 47 tahun ini memilih membuka usaha warung sate kambing dan sate ayam untuk memberdayakan para karyawannya agar tidak berpangku tangan.

Kios kuliner bernama Warung Sate dan Tongseng Mbak Tri terletak di Jalan Panambahan Senopati Nomor 9 Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo ramai pembeli, Jumat (2/4). Paha kambing muda yang tergantung di etalase khusus depan kios itu cukup menarik perhatian pengendara untuk melirik dan mampir menikmati berbagai olahan kuliner berbahan kambing dan ayam.

Sekilas, kios yang tidak terlalu luas itu tampak layaknya usaha kuliner lain yang berjajar di bibir jalan. Namun, saat didekati ada yang berbeda ternyata. Warung yang belum lama buka itu dikelola oleh seorang perempuan yang cukup dikenal sebagai pimpinan cabang perusahaan yang bergerak di bidang jasa penempatan tenaga kerja. Tri Marzuningsih namanya. Semua karyawannya pun orang-orang yang biasa memfasilitasi calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Malaysia.

“Warung ini baru buka sekitar sebulan lalu,” kata Tri.

ads

Sambil membantu para karyawannya menyiapkan hidangan pesanan pelanggan, perempuan periang itu berbagai cerita munculnya ide membuka warung sate. Ia menyebut bahwa pandemi yang sudah berlangsung sekitar 1 tahun ini membuat perusahaannya “puasa” memberangkatkan calon TKI atau PMI ke negara tujuan, Malaysia. Kondisi itu mengakibatkan perusahaan nihil pemasukan dan karyawan berpangku tangan.

“Bukan hanya PT Dian ya, semua PJTKI kondisinya hampir sama. Belum ada kejelasan negaran tujuan untuk memberangkatkan TKI, maka saya inisiatif buka lapangan pekerjaan agar para karyawan tidak menganggur,” sebutnya.

Pemilihan Warung sate bukan tanpa alasan. Tri mengaku banyak belajar dari kesuksesan rekan sesama P3MI di wilayah Temon Kabupaten Kulon Progo DIY yang juga menggeluti bisnis kuliner sate kambing. Pertimbangan lainnya, bisnis kuliner tetap bergeliat selama pandemi ini, didukung dengan adanya sistem pemasaran digital.

“Jadi ini bisa dikatakan menjadi cabangnya dari warung sate teman saya yang ada di dekat Bandara YIA. Memang dia buka sudah cukup lama, bukan karena pandemi, dan sekarang sudah sukses,” ujarnya.

Tri optimistis mampu mengembangkan usaha warung satenya demi memberi pemasukan tambahan kepada 3 karyawannya yang masih saudara, sembari menunggu pemberangkatan TKI aktif lagi. Terlebih, lokasi warung berada di dekat perempatan Purwodadi yang menjadi jalur strategis pertemuan 3 kecamatan, yakni Purwodadi, Ngombol, dan Bagelen. Jalur itu juga alternatif menuju Bandara YIA dari arah kota Purworejo serta menuju kawasan wisata Pantai Jatimalang.

“Saya lihat daya beli masyarakat di Purwodadi ini cukup tinggi, kuliner-kuliner Alhamdulillah semua jalan,” sambungnya.

Untuk bisa bersaing dengan warung lainnya, Tri mengaku punya trik khusus. Selama 7 hari saat buka, promo berupa diskon diberikan kepada konsumen, yakni cukup membayar Rp25 ribu untuk menikmati 1 paket makan plus minumnya.

“Saat buka itu sambutan konsumen sangat bagus. Kalau untuk hari-hari biasa seperti ini penjualan berkisar 20 sampai 30 porsi per hari. Saya sudah bersyukur sekali, yang penting masih bisa untuk operasional dan bisa menggaji karyawan,” sebutnya.

Dalam urusan menu, Tri sangat menjaga mutu. Ia sengaja memesan kambing yang benar-benar masih muda untuk diolah. Dengan harga terjangkau, konsumen bisa mencicipi sajian sate, tongseng, dan tengkleng kambing. Ada juga nasi gorng babat dan sate ayam.

“Keunggulan di sini mengikuti pusatnya di Temon, yaitu pakai daging kambing muda sehingga teksturnya sangat empuk. Dagingnya kalau dipanggang, setengah matang itu sudah enak. Kadang-kadang pelanggan di sini minta setengah matang,” pungkasnya.

Jaswadi, perangkat Desa Guyangan Kecamatan Purwodadi, menjadi salah satu konsumen yang telah mencicipi empuknya daging kambing muda di warung Sate Mbak Tri. Meski baru pertama, ia langsung memborong 8 porsi pesanan rekan-rekannya.

“Kemarin tahu karena ada promo,” ucapnya.

Maria Margareta, Guru SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo, bahkan rela jauh-jauh menyempatkan diri untuk menyantap sate di warung baru itu. Usai menjajal beberapa menu, ia mengaku bahwa rasa daging kambing muda memang selalu beda.

“Yang jelas empuknya ya. Suasananya di sini juga enak. Yang penting pertahankan mutu saja dan terus berkembang mengikuti kebutuhan konsumen,” kata Maria. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!