- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Puluhan rumah di Desa Redin, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. Mengalami rusak parah akibat tanah bergerak. Serta ratusan jiwa terancam mengungsi. Sekitar 80 rumah milik warga setempat mengalami retak-retak pada tembok dan lantai rumah mereka. Keretakan itu terjadi akibat diguyur hujan selama berhari-hari.

Selain rumah yang rusak parah, sekitar 200 jiwa yang tersebar di enam titik di Desa tersebut siap  mengungsi apa bila hujan tiba. 6 rumah dinyatakan tidak layak huni, serta dua diantaranya sudah di relokasikan ke tempat yang aman oleh pemerintah Desa setempat. Selain rumah yang retak, jalan Kabupaten antara Wonosobo-Purworejo juga pada retak dan ambles, panjang retakan pada jalan tersebut sekitar 50 meter panjangnya.

Menurut Suyadi Kadus Krajan, yang mewakili Kades Redin kepada METROTIMES mengungkapkan, ada sekitar 80 rumah warga yang retak-retak pada tembok dan lantai. 6 diantaranya tidak layak huni, dan 2 rumah tidak bisa ditempati lagi. ke 6 rumah yang tidak layak huni itu adalah milik. Ngabidin, Parisem, Jumakung, Zainudin, Bariyah, dan Kamino. Sekitar 75% kerusakan pada tembok dan lantai Ke 6 rumah itu.

“6 rumah rusak parah dan tidak layak huni. Dua sudah kita relokasikan ketempat yang aman serta jauh dari lokasih tanah bergerak. Kita juga sudah menghimbou kepada warga, apa bila hujan tiba segera tinggalkan rumah, atau mengungsi ketempat yang telah disediakan pemerintah Desa. Bagi warga yang rumahnya rusak parah dan yang sudah direlokasi, dari BPBD Purworejo sudah memberikan bantuan berupa logistic.” Kata Suyadi.

ads

Semoga pemerintah segera memberikan bantuan bagi warga yang rumahnya rusak parah. Karena kondisi tembok dan lantai rumah mereka sudah tidak layak untuk ditempati. Sampai saat ini sebagian masih bertahan di rumah mereka masing-masing. Namun tetap tidak tenang, apa lagi kalau hujan turun. Jelas Suyadi.

Sementara, Ngabidin (46) satu dari 6 rumah yang rusak parah menuturkan. Sejak minggu (4/2) sampai dengan rabu (7/2/18) hujan terus mengguyur Desanya, sehingga rumahnya yang berada di pinggir jalan Kabupaten antara Wonosobo dan Purworejo itu. Mengalami retak pada tembok dan lantai rumah. Selain itu, tanah fondasi rumah juga ambles, tanah Ambles sekitar 20-30 sentimeter dari permukaan semula. Akibatnya rumah jadi miring sekitar 25 derajat dari posisi normal. Kata Ngabidin.

“Walaupun rumah sudah miring ke bagian belakang, saya sekeluarga tetap bertahan. Kalau mau pindah, pindah kemana.? Tempat ini satu-satunya milik kami. Kalau hujan tiba memang kami tidak tenang, tapi mau apa lagi, hanya bisa pasrah pada Tuhan. Semoga ada uluran tangan pemerintah bagi kami masyarakat kecil”. Jelas Ngabidin. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!