- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, mulai dari Kabupaten Kebumen hingga Jogjakarta merupakan salah satu wilayah rawan bencana tsunami. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, Kabupaten Purworejo akan memiliki alat deteksi tsunami. Alat deteksi tersebut merupakan donasi dari salah satu perusahan swasta di Jepang.

Alat ini adalah yang pertama atau satu-satunya di Indonesia, dan rencananya akan di pasang di Pantai Pasir Puncu, Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol. Untuk memastikan kesiapan area, tim yang terdiri dari Japan Radio Company (JRC), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo melakukan pengecekan lokasi pada Senin 01 Juli 2019 sore.

Proyek pemasangan alat deteksi tsunami ini nantinya akan berada di bawah kendali PT JRC Spectra Indonesia selaku pelaksana, sedangkan alatnya sendiri diproduksi di Jepang. Enginer PT JRC Spectra Indonesia, Ghufron mengatakan, alat pendeteksi tsunami tersebut dipasang karena berdasarkan studi wilayah perairan dari Aceh hingga selatan Jawa, termasuk daerah pesisir Purworejo adalah wilayah rawan tsunami.

“Nantinya alat tersebut untuk mendeteksi tsunami, karena ada titik-titik tsunami dari laut Aceh sampai perairan selatan Jawa. Karena rawan makanya dipasang alat ini,” kata Ghufron kepada media di Kantor BPBD Purworejo, Senin 01 Juli 2019.

ads

Lanjutnya, alat detektor itu nantinya memiliki cakupan area sejauh 100 km. Adapun sistem kerja dari alat tersebut, pertama mendeteksi gempa dan melalu frekwensi tertentu dipancarkan dengan transmiter dan diterima oleh receiver. Jika berpotensi tsunami, maka alat bisa mendeteksi kecepatan gelombang, tinggi, serta arahnya.

“Dari itu menghasilkan data mentah yang akan dikirim ke BMKG pusat dan ditetapkan adanya potesni tsunami dan informasi tersebut diteruskan ke BPBD setempat agar segera ditindak lanjuti. Idealnya, alat tersebut dipasang pada lokasi yang berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa seperti pemukiman padat penduduk atau obyek wisata,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, Budiarta yang ikut mendapingi tim JRC mengungkapkan bahwa alat tersebut juga bisa untuk meteo maritim membantu memberikan data harian terkait tinggi gelombang, kecepatan dan arah. “Tentunya ini akan sangat berguna bagi warga yang dekat dengan pantai, terutama para nelayan,” ungkapnya.

Budiarta juga menambahkan bahwa saat ini kondisi gelombang laut pantai selatan diperkirakan 2 hingga 3 meter. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung sampai September.

“Meski gelombangnya tidak terlalu tinggi, tapi masyarakat khususnya nelayan harus tetap waspada saat melaut,” jelasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!