Metro Times (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur menyetujui Langkah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback dalam rangka pelaksanaan insentif dalam jangka panjang alias Long Term Incentive (LTI).
Persetujuan itu disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank Jatim Tahun 2017 di Ruang Bromo, Lantai 5 Kantor Pusat Bank Jatim, Jl. Basuki Rachmat Surabaya, Rabu (6/12) pagi.
Pakde Karwo mengatakan, langkah buyback ini merupakan salah satu strategi dan solusi yang tepat untuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di masa mendatang. “Selain itu, langkah ini agar investor di pasar bursa tidak terganggu, maka sebagian sahamnya dibeli oleh Bank Jatim” katanya.
Gubernur asal Madiun ini mengingatkan, dalam pembelian saham tersebut memerlukan kecermatan dan kehati-hatian. Bank Jatim diharapkan menerjunkan para Intelijen Pemasaran atau Market Intelligent (MI) yang berkompeten untuk terus memantau dengan seksama pergerakan pasar bursa.
“Bank Jatim harus menerjunkan MI untuk melihat perkembangan pasar bursa melalui komputernya. Harus siap melek tiap malam untuk memantau, jika tidak dipantau maka harganya bisa turun” ingatnya.
Dalam kesempatan ini, Pakde Karwo juga memberi apresiasi terhadap kinerja para bupati/walikota se-Jatim. Sebab, berkat kinerja mereka, Jawa Timur berhasil meraih penghargaan Indonesia’s Atrractiveness Award 2017 yang diterima oleh Pakde Karwo.
Penghargaan itu sendiri diberikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman dan Direktur Utama PT. Tempo Inti Media Toriq Hadad di The Westin Kuningan Jakarta, September lalu.
Pakde Karwo mengatakan, diraihnya penghargaan ini karena Jatim dinilai sebagai provinsi yang terbaik secara nasional dalam bidang pengembangan investasi, infrastruktur, pariwisata, dan pelayanan publik. Adapun tim penilainya berasal dari Tempo Group.
“Penghargaan ini berkat agregat kinerjanya bupati/walikota yang luar biasa, jadi ini pembangunan agregat, bukan kinerja pribadi gubernur” kata Pakde Karwo yang disambut tepuk tangan bupati/walikota yang hadir.
Komisaris Utama Independen Bank Jatim, Heru Santoso menjelaskan, RUPS ini membahas tiga agenda pokok, yakni persetujuan rencana pembelian kembali saham atau buyback dalam rangka pelaksanaan Long Term Intencive (LTI) sesuai POJK no. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, perubahan buku Pedoman Kerja Direksi Perseroan, dan pemberian kuasa kepada dewan komisaris untuk menyetujui perubahan peraturan dana pensiun.
Heru mengatakan, buyback adalah proses pembelian kembali saham yang beredar di publik (outstanding share) yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam proses buyback perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli saham perusahaannya sendiri dari publik.
Dengan melakukan pembelian kembali saham yang beredar di publik, lanjut Heru, perusahaan dapat memperoleh keuntungan di masa yang akan datang jika perusahaan memutuskan untuk menjual kembali saham yang dibuyback ketika harganya sudah naik.
Untuk mendukung rencana buyback dalam rangka program Long Term Incentive (LTI) ini Bank Jatim akan menyiapkan dana Rp. 1,01 miliar yang berasal dari pendapatan pengurus. Adapun buyback ini akan dimulai pada 7 Desember 2017 sampai 1 April 2018 mendatang.
Heru melanjutkan, nilai saham Bank Jatim dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif, hingga akhir periode Oktober 2017, harga saham Bank Jatim sebesar Rp. 695/lembar saham. Harga itu naik sebanyak 61,87% sejak IPO 2012 di harga Rp. 430/lembar saham.
Kemudian, lanjut Heru, kinerja keuangan periode Oktober 2017 mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Tercatat Bank Jatim membukukan laba bersih Rp. 1,13 triliun atau tumbuh 26,07%.
“Untuk total kredit tercatat sebesar Rp. 31,10 triliun atau tumbuh 4,67%, sedangkan Dana Pihak Ketiga atau DPK sebesar Rp. 48,01 triliun atau tumbuh 16,72%.” katanya.
Ditambahkan, untuk rasio keuangan Bank Jatim, pada Oktober 2017 tercatat lebih baik dibandingkan periode tahun sebelumnya, antara lain Net Interest Margin (MIN) sebesar 6,73% dari sebelumnya 6,72%, Return of Asset (ROA) 3,07% menjadi 3,58%.
“Bank Jatim berhasil membukukan efisiensi pada Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional atau BOPO dari 71,07% menjadi 64,78%” pungkasnya. (nald)