- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Setiap manusia punya jalan cerita masing-masing, begitu pula dengan H. Tino Indra Wardono, seorang pengusaha muda sukses, organisatoris, bersahaja dan banyak karya. Kesuksesan pria yang pernah memimpin Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Semarang dan Sekretaris Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Provinsi Jawa Tengah itu bukanlah tiba-tiba. Perjalanan usahanya dimulai dari nol, dia harus peras keringat dan banting tulang demi keberlangsungan diri dan keluarganya.

Pria yang akrab disapa Tino ini menceritakan perjalanan hidupnya, hingga bisa menjadi CEO Indra Group dengan beragam unit usaha dan memimpin organisasi kepemudaan tingkat Jawa Tengah, yakni; menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Provinsi Jawa Tengah periode 2018-2021. Cerita dimulai ketika dirinya masih kuliah semester I di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Tino telah ditempa tekanan batin, bapaknya waktu itu sakit, gagal ginjal. Sekali cuci darah, uang sejuta lebih habis. Bahkan dalam sebulan bisa habis 15 juta untuk biaya berobat dan cuci darah.
“Saya berpikir jangan sampai Bapak meninggal karena ekonomi atau karena tidak bisa cuci darah. Dari situ, kemudian saya berusaha, bekerja. Kerja saya ya bisa dibilang, tidur paling lama 3-4 jam. Saya nyervice AC dari rumah ke rumah, dari kantor ke kantor, dari tempat ke tempat lainya,” kenang pria kelahiran Gresik, 26 April 1983 ini.

Saat itu, Wakil Bendahara Karang Taruna Jawa Tengah Periode 2009-2014 ini menyadari, dirinya tidak bisa kuliah dengan serius atau fokus. Di satu sisi, dia tidak ingin menjadi orang terbelakang. Tetapi apa boleh buat, keadaan tidak memungkinkan dan memaksanya demikian. Prinsip yang ditanamkan dirinya ialah memaksimalkan kerja daripada teman-temanya yang maksimal belajar. Tino hanya berpikir agar dirinya sukses, lebih dari teman-temanya. Jika temanya kuliah 4 tahun lulus, kemudian bekerja dan dapat gaji. Tino berpikir 4 tahun gajinya jauh lebih besar. Dia menyadari harus bekerja lebih keras dari teman-teman pada umumnya.

“Malam hari teman-teman tidur, saya bekerja. Teman saya belum bangun, saya sudah berkerja. Saya sudah keliling Jawa Tengah, muter nyervice AC, saat itu tahun 2002-2003-an,” terangnya.

ads

Pada saat yang sama, pria yang kini menjadi Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah yang membidangi ekonomi ini tidak berpikir tentang uang. Tino ingin mendapatkan kepercayaan terlebih dahulu. Usianya yang saat itu masih 21 tahun menyadari bahwa dirinya perlu dipercaya orang lain. Sampai suatu ketika, ada beberapa klienya putus kontrak karena satu masalah. “Saya memohon-mohon sekali sama dia jangan diputus. Tapi ya mungkin dia punya prinsip berbeda. Kalau sekarang saya berpikir bukan saya butuh dia, tapi dia butuh saya,” tuturnya.

Cerita lain, Wakil Ketua Gerakan Orang Tua Asuh (Gn-OTA) Jawa Tengah ini pernah menjadi rekanan Akpol. Umurnya 23 tahun saat itu, Tino diajak kemana-mana. Suatu waktu, anaknya nikah di Jakarta. Orang itu butuh nyewa AC. Tino membelikanya yang masih gres (Baru). Orang itu sempat kaget karena AC baru. Tino kerja keras membantu orang itu. Tino belum tidur sebelum orang itu tidur dan bangun sebelum orang itu bangun. Orang itu pun mengaguminya. “Aku itu lebih menghargai orang yang kaya kamu, mau kerja dari pada orang yang kaya bos,” ujar Tino menirukan ucapan orang Akpol tersebut.

Atas kepercayaan itu, Ketua Umum CSR Jawa Tengah periode 2016-2017 itu kemudian ditugasi masang AC di Akpol. Pekerjaanya juga memuaskan hingga dia diberi kepercayaan memegang elektronik listrik dan dihadiahi megang cleaning service di Akpol. Awalnya Tino tidak mau. Tetapi Tino kemudian tahu bahwa cleaning service untungnya banyak. Akhirnya Tino pindah profesi dari service AC ke cleaning service. Singkatnya, dari cleaning service Tino pindah ke interior karena dianggap lebih menjanjikan hingga membuat sebuah grup bisnis sambil memperluas jaringan di organisasi.
“Tahun 2012 saya mulai belajar usaha dengan memperluas jaringan. Salah satunya di KNPI. Saya berpikir bahwa berorganisasi merupakan langkah pengabdian kepada Negara yang paling bisa kita lakukan selain menjadi anggota legislatif maupun eksekutif ya lewat organisasi. Jaringan sangat-sangat penting dan jangan sampai kita sebagai anak muda hanya terpetak pada satu jaringan saja,” tegasnya.

Begitu dirinya dipercaya menahkodai Ketua KNPI Jateng lewat Musyawarah Daerah (Musda) Tahun 2018 di Kota Magelang. Dirinya langsung membuat gebrakan dan ide-ide kreatif dalam kepengurusanya, salah satunya memberi ruang teman-teman difabel masuk dalam kepengurusan, dimana dalam kepengurusan sebelumnya belum dilakukan. “Di dalam kepengurusan saya sengaja merangkul teman-teman difabel, karena mereka juga punya hak untuk menyalurkan ide kreatifnya,” urainya.

Selain memasukkan teman-teman difabel, Ketua Bidang Pengembangan Usaha MPW Pemuda Pancasila Jawa Tengah itu juga membuat dua banom, yakni; KNPI Sosial Media untuk ikut menangkal berita hoax dan meluruskan persepsi pemuda agar tidak salah tafsir dalam menerima atau mencerna informasi (Berita). Banom satunya lagi adalah KNPI Peduli dengan pemuda tanggap dan tangguh (Petangguh) yang fokus di bidang sosial, lingkungan dan SAR (Kebencanaan). “Tugas kami disini kan harus menularkan. Di era digital ini tugas kita berat. Pemuda jangan individual, permasalahan politik, keamanan, keagamaan, HAM melalui sosmed sangat kenceng, itu yang menjadi tugas utama kita,” tuturnya.

Majelis Pembina Pimpinan Wilayah Perhimpunan Remaja Dewan Masjid Indonesia (PW PRIMA DMI) Jawa Tengah itu menambahkan, berbekal atas pengalaman dalam memimpin dan aktif di berbagai organinasi kepemudaan tingkat Jawa Tengah serta pengalaman mengelola usaha. Ia ingin bisa berbuat lebih untuk masyarakat, bangsa dan negara dengan menjadi Kepala Daerah (Bupati Kendal). “Atas dorongan teman-teman, senior, dukungan keluarga, restu para habaib, ulama dan tokoh masyarakat. Bismillah, dengan niat tulus dan ibadah saya ikut berkompetisi menjadi Bupati Kendal dalam Pilkada serentak tahun 2020 ini. Mohon doa restunya semoga mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan,” pintanya.

Bendahara Umum DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Jawa Tengah mantap maju untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Kendal dengan slogan; Muda, Pekerja. Pasca mendaftar di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kendal pada tanggal 22 September 2019 lalu ia getol terjun dan menyapa masyarakat. “Saya terus melakukan safari, komunikasi, terjun langsung ke masyarakat Kendal dari berbagai lapisan, golongan dan kelompok masyarakat guna menyerap aspirasi dan mengetahui kondisi riil di masyarakat. Mulai para pedagang pasar, buruh pabrik, petani, peternak, nelayan, kalangan pendidik dan lainya,” tutupnya. (af/dnl).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!