- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Kemarau panjang tahun 2023 menjadi berkat tersendiri bagi warga Desa Hulosobo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Panen durian di desa tersebut melimpah sehingga omset warga dari hasil penjualan jauh lebih besar dibanding tahun lalu.

“Tahun ini betul-betul panen raya. Kemarau cukup panjang sehingga panen durian tahun ini bisa berlangsung dalam tiga tahap. Saat panen raya tiba omset warga bisa mencapai Rp1 juta perhari,” kata Kepala Desa Hulosobo, Bangun Tri Utomo, Kamis (28/12/2023).

Bangun menyebut, setidaknya ada 20 jenis atau varian durian lokal yang dibudidayakan warga, namun ada dua jenis varian lokal yang menjadi incaran para penikmat durian baik warga lokal maupun dari luar daerah. Adalah durian basar dan durian timbul yang memiliki ciri khas berbeda dibanding varian lainya terutama dari aspek rasa serta kualitas buahnya.

“Setiap panen raya di sini selalu ramai, ada yang datang langsung ada yang pesan online. Pesanan selalu tinggi dari Jogja, Magelang dan Kebumen terutama durian basar sama durian timbul,” kata Bangun seraya menyebut selain tiga daerah itu, ada pula tengkulak dari daerah lain seperti Kendal, Tegal, Pekalongan serta Semarang mengincar durian lokal Hulosobo.

Dia mengatakan, durian basar dan timbul merupakan durian lokal dengan kualitas unggul. Masing-masing memiliki ciri khas dan keunggulan dibanding varian yang lain. Dua durian tersebut saat ini sedang dalam pengurusan sertifikat.

ads

Durian basar memiliki rasa sangat manis legit dan ketebalan cukup bagus. Selain itu, kulitnya tidak mudah pecah sehingga lebih awet dan bisa bertahan dari kontaminasi udara. Begitu pula durian timbul, kelebihannya berada pada jumlah juring.

“Durian umumnya berjuring lima, kalau durian timbul juringnya bisa enam. Ketebalan bagus dan rasanya legit dan manis,” ungkapnya.

“Baru dua itu yang kami ajukan, nanti setelah sertivikat terbit kami akan mengajukan sertivikasi untuk varian yang lain. Namun, sejauh ini dua varian ini sudah mampu mengangkat varian durian lokal yang lain,” ujarnya,

PANEN RAYA MASIH BERLANJUT

Saat ini, lanjut Bangun, panen tahap pertama sudah mulai menipis. Kendati demikian masih banyak buah durian yang sudah mulai menua, sehingga panen raya tahap kedua diperkirakan akan segera tiba. Selain itu masih ada pula bakal buah yang bisa dinikmati pada panen tahap ketiga.

“Nanti tanggal 29 Januari 2024, kami akan melaksanakan kegiatan merti deso. Banyak rangkaian kegiatan yang kami siapkan diantaranya bazar buah durian. Mudah-mudahan itu nanti pas di puncak panen raya tahap kedua, sehingga pengunjung puas,” sebut Bangun.

Menurutnya, pemerintah desa memberi perhatian serius terhadap potensi desa. Selain mendorong pengembangan melalui event-event, pemerintah desa juga konsisten dalam melaksanakan program konservasi.

“Sejak empat tahun terakhir kami selalu melaksanakan program pengadaan bibit durian, manggis dan pete. Kami bagikan secara gratis kepada warga. Untuk tahun depan sudah kami siapkan anggaran Rp40 juta,” ujarnya.

Selain bibit buah, pemerintah desa juga menyiapkan bibit pohon gayam. Pohon ini penting sebagai upaya konservasi air.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!