Metro Times (Demak) – Dapil Jawa Tengah II RI yang meliputi Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Kudus bakal menjadi pembuktian kesaktian 7 caleg incumbent dalam mempertahankan kursinya karena di Pemilu 2024 para petahana akan ditantang caleg-caleg baru yang bukan kaleng-kaleng. Beberapa di antaranya berasal dari elite parpol, mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil), pimpinan pondok pesantren, hingga pengusaha yang pernah dapat rekor Muri.
Pada Pemilu 2019, PDIP menjadi jawara dengan meraih 2 dari 7 kursi DPR di dapil Jateng II. Kedua kursinya diraih Gilang Dhiela Fararez dan Musthofa. Kedua nama itu tetap menjadi andalan PDIP untuk mempertahankan jumlah kursi DPR di Pemilu 2024. Sementara, lima kursi DPR terpecah kepada 5 parpol, yakni, Fathan dari PKB, Lestari Moerdijat dari Partai Nasdem, Abdul Wachid dari Partai Gerindra, Nusron Wahid dari Partai Golkar dan Rojih dari PPP.
Ketujuh caleg petahana itu bakal mendapat tantangan yang cukup berat dari para pendatang baru. Dari PKB misalnya, memasang Hindun Anisah yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari di Bangsri, Jepara. Hindun Anisah yang berkarir di staf khusus Menaker RI sangat populer di kalangan pemilih perempuan khususnya kalangan santri.
Gerindra yang sebelumnya cuma mendapat 1 kursi, coba mendongkrak perolehan suara dengan menurunkan pendatang baru bernama Sudarto. Dia adalah elite Gerindra yang saat ini menjabat Ketua DPP Gerindra Bidang Kesra. Sudarto mengakui tidak mudah menggeser incumbent di dapil Jateng II. Namun, dia optimis dengan kerja keras dan membawa visi-misi serta program kerja yang menjadi kebutuhan masyarakat, dia yakin bisa meyakinkan rakyat untuk memilihnya. Partai Golkar juga menerjunkan pendatang baru bernama Jamaluddin Malik yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses di Jakarta.
PDIP yang sebelumnya sudah berhasil menyabet 2 kursi, masih berupaya untuk menambah pundi-pundi suaranya. Selain 2 incumbent, Banteng memasang Kepala Badan Diklat DPP PDIP Daryatmo Mardiyanto sebagai salah satu pendulang suara. Daryatmo Mardiyanto bukan orang asing di dapil Jateng II karena pada pemilu 2009 dan 2014 dia sudah pernah menjadi anggota DPR RI mewakili dapil Jateng II.
PPP selain mengandalkan caleg incumbent, Rojih, juga menaruh pendatang baru Jadug Trimulyo Ainul mantan komisaris PT Sari Kreasi Boga (Tbk). Jadug diketahui sempat dianugerahi oleh Muri sebagai komisaris termuda. Kemudian di barisan caleg PPP juga ada Mukhlisin yang pada pemilu 2014 terpilih jadi anggota DPR RI dapil II. Sementara PKS mencoba peruntungan dengan memasang Anggota Dewan Pakarnya Solichul Huda. PAN juga berupaya mencuri kursi di dapil ini dengan Wakil Ketua DPP PAN, Nasrullah. Sedangkan Partai Demokrat memajukan anggota DPRD Provinsi Jateng Helmy Turmudhi, mantan gubernur Akmil Hartomo dan pensiunan polisi, Irjen Pol (P) ADV. Drs. H. Achmat Juri, M.Hum.
Dari partai nonparlemen juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada Ramidi dari Partai Buruh, Musyafa Ahmad Rahim dari Partai Gelora, Rian Mahendra dari PKN, Ali Abdul Rohman dari Partai Hanura, Sopi Algojali dari Partai Garuda, Wulan Yuniati dari PBB, Syarifuddin Tanzil dan Joko Supeno dari PSI, Siswadi Selodipoero dan Nurul Muttaqin dari Perindo, dan Kinarto dari Partai Ummat.
Ali Abdul Rohman Caleg DPR RI dari Partai Hanura selaku pendatang baru mengaku optimis bisa memenangkan hati rakyat dan bisa lolos senayan. Menurutnya kader Hanura diajarkan tiga hal, yakni; taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat kepada konstitusi dan selalu menjadi garda terdepan pembela rakyat. “Karena kader Hanura selalu dididik dan ditempa dengan filosofi kerakyatan, lahir dari rahim rakyat dan akan selalu membela kepentingan rakyat,” aku Ali, Sabtu (10/2).
Prediksi
Pengamat politik dari UIN Walisongo M Kholidul Adib menuturkan, dengan mencermati pergerakan para caleg dan tim sukses, terjadi persaingan yang sengit di dapil Jateng II ini. Prediksi sementara PKB dapat satu kursi (antara Fathan dan Hindun Anisah), Gerindra satu kursi (antara Abdul Wachid dan Sudarto), Golkar satu kursi (antara Nusron Wahid dan Jamaludin Malik), Nasdem satu kursi (untuk Lestari Moerdijat), PDIP dua kursi (untuk Gilang Dhielafararez dan H Musthofa). Sementara kursi terakhir yang pada pemilu 2019 diraih PPP melalui Rojih, pada pemilu 2024 ini butuh kerja keras untuk mengamankan satu kursi karena sangat mungkin bisa direbut partai lain.
PDIP merupakan partai yang berharap bisa dapat tiga kursi di Dapil II. Sistem komandante yang diterapkan PDIP dengan membagi caleg sesuai dengan teritori tertentu jika dapat berjalan efektif maka sangat memungkinkan bagi PDIP untuk mendapatkan tiga kursi di Dapil II Jateng mengingat pada Pemilu 2019 PDIP menjadi pemenang di Kudus dan Demak, dan peringkat kedua di Jepara setelah PPP. Namun jika sistem komandante tidak berjalan efektif maka kursi PDIP Dapil II hanya bertahan dua sebab untuk dapat tiga kursi PDIP butuh 600 ribu lebih dan ini bukan pekerjaan mudah. Jika PDIP tidak bisa dapat tiga kursi dan hanya bertahan dua kursi, maka kursi terakhir yang sebelumnya diraih PPP akan diperebutkan kembali dan bisa saja kursi tersebut akan tetap diraih PPP atau justru akan diambil partai lain seperti Demokrat, PAN, PKS, PSI, Perindo atau Hanura dengan catatan partai-partai tersebut lolos PT ke Senayan. Kalau partai-partai tersebut tidak mampu mendulang kursi apalagi tidak lolos PT ke Senayan, maka bisa saja kursi terakhir diraih PKB, Nasdem atau Golkar yang mempunyai caleg-caleg handal sehingga sangat potensial memperebutkan kursi terakhir di Dapil II. (af).