
Metro Times (Purworejo)-Sebanyak sembilan siswa sekolah dasar atau SD Negeri 2 Purworejo dilarikan ke rumah sakit akibat iseng main parfum di ruang kelas. Beruntung mereka tidak mengalami akibat fatal, sehingga hanya memperoleh layanan rawat jalan.
Kepala SD Negeri 2 Purworejo, Endang Fitriani saat dikonfirmasi, Selasa (11/2) mengutarakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin (10/2) saat pergantian jam terakhir pembelajaran. Sembilan peserta didiknya terpaksa dibawa ke rumah sakit lantaran mengalami gejala pusing dan keringat dingin usai bermain parfum yang disemprotkan ke kipas angin di ruang kelas.
“Alhamdulillah tidak sampai fatal, mereka hanya mendapat perawatan jalan. Setelah dinyatakan sehat, pihak rumah sakit memperbolehkan mereka pulang semuanya,” kata Endang Fitriani.
Ia menceritakan, peristiwa itu diketahui saat guru hendak memulai pembelajaran. Siang itu ada beberapa anak mengeluh pusing, lalu guru yang mengajar saat itu langsung menanyakan hal apa yang membuat mereka mengalami gejala tersebut.
“Ibu guru tanya pusing kenapa, dijawab tadi mainan parfum gitu. Terus empat anak yang pusing itu kami bawa ke luar. Kok sepertinya pusingnya serius, Nah kami langsung bawa ke medis karena kita kan tidak tahu itu parfum apa yang dibawa mereka,” imbuh Endang.
Tak ingin hal buruk terjadi, pihak sekolah pun langsung mengubungi pihak rumah sakit. Tak berselang lama, ambulan dari Amanah Umat masuk sekolah menjemput empat siswa tersebut. Pihak sekolah pun menyerahkan seluruh parfum yang digunakan para siswa untuk mainan.
“Alhamdulillah mereka mendapat penanganan cepat. Tiba di rumah sakit mereka langsung dicek, diobservasi ada yang satu jam sudah boleh pulang, terus yang kedua menyusul sampai akhirnya semua anak kembali sehat dan orang tua bisa membawa pulang saat itu juga,” ujarnya.
Endang mengemukakan bahwa, dalam peristiwa itu, semula hanya dua siswa perempuan yang memakai parfum. Lalu ada siswa laki- laki ada yang mengatakan bahwa aroma parfum dua siswi itu tidak enak. Selanjutnya anak-anak mengeluarkan parfum lain dan langsung menyemprotkan ke arah kipas angin kelas sesuai keinginan mereka. Tak hanya satu, mereka menyemprotkan beberapa parfum yang berbeda secara bergantian ke arah kipas angin.
“Sepertinya ada 4 atau 6 itu saya kurang paham. Karena banyak yang bawa, akhirnya kami cek semua, kita keluarin kita bawa semua. Lalu saya serahkan ke Amanah Umat,” lanjutnya.
Setelah 4 siswa dibawa kerumah sakit, dan guru sempat melanjutkan pelajaran. Saat itu tiba-tiba ada lima siswa lain yang juga mengeluh dan mengalami gejala serupa. Mereka pun langsung dibawa ke rumah sakit yang sama.
“Yang 5 anak ini perempuan semua, kita bawa ke rumah sakit. Pelayanan juga cepat, alhamdulillah tidak sampai 1 jam selesai. Mereka mendapat pertolongan dengan diberikan oksigen sedikit terus diizinkan pulang,” terangnya.
Pasca kejadian itu, kegiatan belajar mengajar khusus untuk kelas 6 diliburkan selama sehari pada Selasa (11/2). Pihak sekolah akan melakukan koordinasi dengan para guru untuk lebih melakukan pengawasan terhadap para siswa. Menurutnya pengawasan anak SD berbeda dengan siswa SMP. Perlu upaya ekstra, terutama terhadap perilaku di luar nalar orang dewasa
Sekolah pun berencana mengundang wali murid untuk melibatkan orang tua dalam pengawasan barang-barang yang disimpan dan dibawa anak-anak ke sekolah.
“Anak-anak kan belum begitu paham tentang barang-barang tertentu yang sebetulnya punya dampak negatif atau berbahaya. Ini harus ada kerjasama antara orang tua dengan guru untuk sama-sama mengawasi,” pungkasnya.(tyb)