- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Perekonomian Jawa Timur tetap menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah ketidakpastian global. Dengan pertumbuhan sebesar 4,93% (yoy) pada 2024, provinsi ini terus mengakselerasi transformasi ekonomi guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Dalam EJAVEC Forum 2025 yang digelar di Kantor Bank Indonesia (BI) Jatim, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan bahwa stabilitas ekonomi Jatim merupakan hasil dari kebijakan strategis yang berfokus pada peningkatan konsumsi, investasi, dan inovasi di berbagai sektor unggulan.

“Ketahanan ekonomi Jatim menjadi modal utama dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Emil Dardak.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, BI Jatim bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya Koordinator Jatim menggelar seminar bertajuk Jatim Talk, yang membahas strategi peningkatan produktivitas dan inovasi sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi.

ads

Kepala BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, menekankan pentingnya industrialisasi sektor unggulan, hilirisasi produk berbasis sumber daya alam, serta pembangunan infrastruktur yang terintegrasi guna meningkatkan daya saing ekonomi daerah.

“Kita harus memastikan bahwa Jatim tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga mampu menciptakan ekosistem bisnis yang adaptif dan inovatif,” jelas Erwin.

Sejumlah pakar turut hadir dalam forum ini, termasuk Prof. Ari Kuncoro (Guru Besar FEB UI), Andhika P. Herlambang (Sekretaris Bappeda Jatim), serta Fajar Hadi Pratama (Perencana Ahli Kementerian PPN/Bappenas). Diskusi difokuskan pada strategi kebijakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah melalui diversifikasi sektor unggulan dan optimalisasi peran swasta dalam investasi jangka panjang.

Strategi Pertumbuhan Berkelanjutan

Deputi Kepala BI Jatim, M. Noor Nugroho, menguraikan beberapa langkah konkret yang perlu diambil untuk mempertahankan momentum pertumbuhan, di antaranya:

Penguatan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, seperti sektor kimia, migas, dan tembaga.

Pembangunan kawasan ekonomi terpadu guna mempercepat pemerataan pembangunan.

Peningkatan integrasi antar moda transportasi untuk mendukung konektivitas bisnis dan logistik.

Mendorong digitalisasi UMKM agar lebih kompetitif di pasar global.

Sementara itu, Prof. Soni Harsono mendorong peran aktif akademisi dalam memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis riset. Ia juga mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk berpartisipasi dalam kompetisi karya ilmiah East Java Economic Forum (EJAVEC) 2025, sebagai wadah inovasi dan solusi bagi pembangunan ekonomi Jatim.

Menutup acara, Emil Dardak menegaskan bahwa perencanaan kawasan yang matang menjadi kunci dalam menghindari potensi permasalahan ekonomi di masa mendatang.

“Dengan sinergi antara semua pihak, kita optimistis dapat terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jatim yang lebih unggul, inklusif, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!