
MetroTimes (Surabaya) – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) dari kelompok 5 yang diketuai oleh Hendri Fuat Alfian beserta anggotanya, Ellena Sasmita Prananta, dan Delia Eca Fitria telah menyelesaikan program Pengabdian Masyarakat dalam rangka mendukung penguatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Ponorogo. Program yang berlangsung selama bulan Januari 2025 ini merupakan kolaborasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMK guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Tantangan UMK Ponorogo dan Solusi yang Ditawarkan

UMK di Ponorogo memiliki potensi besar, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan usaha. Beberapa permasalahan yang ditemukan di antaranya :
Legalitas usaha yang belum jelas, seperti ketiadaan Nomor Induk Berusaha (NIB), sehingga menyulitkan akses ke permodalan dan pasar yang lebih luas.
Branding dan kemasan produk yang kurang menarik, meskipun produk memiliki kualitas baik.

Pemanfaatan digital marketing yang masih minim, dengan mayoritas pelaku usaha bergantung pada penjualan offline.
Ketidakstabilan pasokan bahan baku yang menghambat produksi secara konsisten.
Sebagai upaya konkret, mahasiswa FEB UNAIR memberikan pendampingan berupa:
Membantu pendaftaran NIB dan memberikan edukasi pentingnya legalitas usaha.
Mendesain ulang logo dan kemasan agar lebih menarik bagi pasar.
Melatih penggunaan WhatsApp Business guna meningkatkan jangkauan pemasaran.
Menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan stabilitas produksi.
Dampak Positif Pendampingan bagi UMK
Salah satu UMK yang mendapat manfaat dari program ini adalah Rumah Harapan Mulya, sebuah usaha yang memproduksi batik ciprat dan keset kain perca oleh penyandang disabilitas. Berkat pendampingan, usaha ini berhasil menjalin kemitraan dengan Galeri Batik Soemowarso, yang kini menyediakan ruang khusus untuk Batik Ciprat Karangpatihan. Selain itu, keberlanjutan produksi keset semakin terjamin dengan adanya mitra pemasok kain perca yang konsisten.

Selain itu, UMK lainnya seperti Keripik Tempe Arum, Azka Thoreng, dan Ceriping Pisang Mekar Sari juga merasakan manfaat langsung dari pelatihan digital marketing dan kemitraan pemasaran. Program pencarian mitra pemasaran yang dilakukan berhasil menghubungkan UMK dengan empat jaringan pemasaran potensial, termasuk Surya Mart Slahung, Surya Mart Nailan, Surya Mart Banggel, dan Bintang Swalayan Banggel.
Sebagai komitmen keberlanjutan, program ini dirancang agar manfaatnya tetap dapat dirasakan oleh UMK Ponorogo meskipun telah berakhir. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan UMK Ponorogo dapat terus berkembang, memperkuat daya saingnya, serta berkontribusi pada perekonomian daerah yang lebih sehat dan berkelanjutan.
(nald)