- iklan atas berita -
Metro Times (Semarang) – Deretan nama tokoh muncul dan dinilai berpeluang besar maju dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang tahun 2024. Ada tiga kandidat kuat yang digadang-gadang punya kans maju dalam kontestasi politik di Ibu Kota Jawa Tengah.
Tiga nama itu yaitu Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Anggota DPR RI sekaligus CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi, serta ASN Pemkot Semarang Ade Bhakti Ariawan.
Ketiga tokoh itu menjadi sorotan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Membaca Politik Tahun 2024 Jelang Pilwakot Kota Semarang”. Agenda digelar oleh Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) di Rumah Popo, Kompleks Kota Lama Semarang, Jumat (19/1) sore.
Hadir sejumlah narasumber di antaranya Peneliti Aksara Research dan Consulting Darmawan Iskandar, Dosen FISIP Undip Dzunuwanus Ghulam Manar, Dosen FISIP UIN Walisongo M Kholidul Adib, Mantan Ketua Bawaslu Jawa Tengah dan KPU Jawa Tengah Fajar Saka, serta Wakil Ketua PWI Jawa Tengah Adib Usman.
Berdasarkan analisa Peneliti Aksara Research dan Consulting, Darmawan Iskandar, dari sejumlah tokoh, nama Mbak Ita, Yoyok Sukawi, dan Ade Bhakti masuk dalam tiga besar kandidat yang berpeluang maju di Pilwakot Semarang 2024.
Dia menilai, Mbak Ita sebagai petahana paling diuntungkan dalam kontestasi Pilwakot mendatang. Wali Kota Semarang ini dianggap unggul di kalangan generasi tua atau pre boomer dan baby boomers.
“Bu Ita diatas angin, dia incumbent dan dia yang paling diuntungkan karena incumbent kan yang paling punya resources walaupun ada pesta demokrasi Pilpres dan Pileg dia masih menjabat,” kata Darmawan
Sementara itu, Yoyok Sukawi, Anggota DPR RI dan Caleg DPR RI Dapil Jateng 1 dari Partai Demokrat, cukup digemari di kalangan generasi milenial. Terlebih dia merupakan pemilik klub bola kebanggaan warga Kota Semarang.
Sedangkan Ade Bhakti Ariawan, Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran sedang naik daun di media sosial. Terutama setelah mengkritik program nasi goreng Mbak Ita yang disinyalir membuatnya diberhentikan dari Camat Gajahmungkur.
“Pak Ade Bhakti punya modal tinggi, dia menguasai milenial dan Gen Z, terutama dikalangan yang tingkat pendidikannya juga menengah atau SMA ke atas,” ungkap Darmawan.
Menurutnya, kontestasi Pilwakot Semarang pada November 2024 akan menarik. Pasalnya meskipun Mbak Ita saat ini dijagokan karena petahana, namun dinilai masih lemah di kalangan generasi muda, khususnya kaum milenial dan Gen Z.
Padahal daftar pemilih di Kota Semarang didominasi oleh kalangan generasi muda dengan prosentase suara sebanyak 52 persen. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi politikus PDI Perjuangan tersebut.
“Yang menarik memang Bu Ita di kalangan milenial dan Gen z dia masih cukup rendah, kalah oleh Ade Bhakti dan Mas Yoyok. Di tengah kontestasi Pilkada 2024 dengan 52 persen milenial dan Gen Z Bu Ita belum mampu menyasar ke situ,” kata dia.
Selain ketiga tokoh ini, menurut kajian Aksara Research and Consulting, ada sejumlah nama lain yang punya peluang. Di antaranya Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, Ketua DPRD Semarang Kadar Lusman (Pilus), dan Ketua Kadin Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara.
Selain itu juga istri mantan Wali Kota dan mantan Ketua TP PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi (Tia Hendi), dua politikus Partai Gerindra Joko Santoso dan Yudi Indras, serta mantan Wali Kota Semarang Soemarmo Hadi Saputro.
“Tapi yang kemungkinan besar berpeluang ya Bu Ita, Mas Yoyok, Pak Iswar kemudian Ade Bhakti,” tegas Darmawan.
Di lain pihak, Mantan Ketua KPU dan Bawaslu Jateng, Fajar Saka pada forum ini lebih menyoroti pada proses pencalonan kedepan daripada sosok. Dia berharap nanti ada lebih dari satu pasangan yang mencalonkan diri.
“Saya lebih menyoroti pada prosesnya, tidak ke tokohnya. Belajar pada Pilwakot 2020, saya membayangkan idealnya pada 2024 tidak ada calon tunggal atau calon tidak melawan kotak kosong,” ujar dia.
Pasalnya jika berkaca pada Pilwakot Semarang tahun 2020, hanya ada satu pasangan calon yang maju, yaitu Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu. Dia tidak ingin hal ini akan terulang di Pilwakot 2024.
“Karena partai politik punya kewajiban kaderisasi dan rekrutmen. Harapannya dari partai-partai memunculkan nama-nama yang pantas diusung sebagai calon wali kota dan wakil wali kota,” ungkap Fajar. (af).