- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) adalah gerakan moral intelektual. Kenapa ? Karena orang-orangnya adalah orang-orang yang tidak berkeinginan atau punya hasrat untuk berada di posisi kekuasaan.

“KAMI prinsipnya hanya membantu masyarakat agar lebih sejahtera, agar lebih kehidupannya lebih baik, bahwa KAMI di stigma akan menjadi memakzulkan atau menjatuhkan rezim, sama sekali tidak, karena kita gerakannya gerakan moral. Dari situ kita akan tahu bahwa kita-kita ini sebenarnya untuk hal-hal seperti itu sudah tidak punya hasrat untuk oposisi,” terang Donny Handricahyono, Ketua Komite Eksekutif KAMI.

“Tuduhan khilafah itu jelas bukan, KAMI itu dari faham yang sangat luas toleransinya, sangat panjang dari KAMI. Dari kanan bisa ke kiri, dari akademisi, para cendekiawan, dari ulama, habaib, dari aktivis, serta mak-mak, kita kumpul di sini,” tegas Donny.

Menurut Donny, KAMI itu perkumpulan orang-orang yang ingin ada perubahan, karena orang-orang ini ingin kita menjadi lebih baik. Ada tuduhan pemakzulan, itu sama sekali tidak. Bagaimana mungkin kita ada memakzulkan, kita tidak punya instrumen untuk itu.

ads

“Kita ini hanya sebagai saluran, karena saluran dewan itu sudah tertutup. Saluran-saluran yang seharusnya dipakai rakyat untuk menyampaikan keluhan, usulan, karena dewan yang menjadi wakil rakyat sudah tertutup semua,” ujarnya.

Negara sedang tidak baik-baik saja, mengenai ekonomi, pendidikan, TKA Asing, mengenai kesejahteraan para pegawai, guru dan lain-lain. Itu tidak sejahtera semua. Jangan dibilang negara ini baik-baik saja.

Adanya penolakan KAMI dari berbagai ormas, sehingga agenda KAMI harus dibatalkan.
Donny menyampaikan, penolakan itu buat KAMI hal yang biasa, karena yang menolak itu bukan masyarakat. Saya melihat di sosmed itu sudah beberapa kali mereka ada pengakuan, pertama, dari PMII Surabaya yang akhirnya mengundurkan diri, dan ada lagi yang barusan di Masjid Jabal Nur, ada pengakuan teman-teman yang dibayar 100 ribu, dia tidak tahu apa-apa, dia naik mobil komando, ternyata dibayar.

“Jadi kami pikir yang menolak itu-itu saja, orangnya itu-itu aja. Dan saya pikir masyarakat tidak punya pikiran menolak, malah di daerah-daerah banyak telpon saya, ke sekretaris, ke wakil ketua, itu meminta deklarasi, solidasi di daerah masing-masing,” cetusnya.

KAMI akan terus menyampaikan, karena ini gerakan moral, KAMI itu adalah gerakan pemikiran, sehingga kita menyadarkan warga dan masyarakat bahwa kita harus berdaulat, kita harus mengerti akan hak-hak kita dan kewajiban kita tentang berpolitik, berkonstitusi dan bernegara.

“Saya pikir rakyat ini tidak bisa dibodohi, rakyat sudah pintar, rakyat sudah merasakan. Terimalah KAMI sebagaimana wajahnya, dan masyarakat pastinya menerima dengan baik, karena kita mewakili, mengusung suara-suara kegalauan dan kekecewaan mereka,” ucapnya.

Emak-emak juga ambil peran di KAMI, Emak-emak banyak dari Sidoarjo, Surabaya, kebetulan emak-emak sendiri yang merasakan efek dari keterpurukan ekonomi.

“Mereka emak-emak memikirkan anak-anak, memikirkan tungku dapur, memikirkan bagaimana dia melihat suaminya tidak bekerja, atau tetangganya yang menganggur, karena emak-emak ada disitu. Kalau emak-emak sudah turun mustinya ada sesuatu yang tidak benar di negara ini,” cetus Donny.

“Target kita terus mengedukasi masyarakat, agar mereka mulai paham, bagaiama hak dan kewajiban sebagai warga negara. Ini banyak sekali masyarakat yang ingin bergabung. Segala sesuatu kebaikan tidak mungkin ditutupi oleh keburukan,” pungkas Donny. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!