- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Setiap siswa baru wajib mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Tujuan utama MPLS adalah membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan sekolah, serta mengenal guru dan staf. Selain itu, MPLS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan.

Wakil Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Donokerto, Anik Prabowo, S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Donokerto, Anik Prabowo, S.Pd., mengatakan, Kalau MPLS yang di SMP YPPI 1 Donokerto Surabaya ini sesuai anjuran Dinas Pendidikan untuk lebih ke penekan karakter anak, untuk pencegahan atas penyimpangan kenakalan remaja yang mengarah ke kriminal.

Bowo juga menerangkan Gimana anak-anak adaptasi di lingkungan sekolah baru.
“Sebelum MPLS itu kita adakan Pra MPLS dulu, karena kalau kita langsung MPLS itu anak-anak pasti kaget, tiba tiba ketemu A, ketemu B, makanya ada pra MPLS itu kita kenalan. Pra MPLS itu tidak ada materi, jadi kita kumpul perkenalan pembagian kelompok dan lebih ke game-game supaya senang. Jadi cara untuk adaptasinya itu kita kerja sama dengan Osis. Jadi yang kelas 7 ini tidak kaget dan tidak memikirkan tentang senior. Dan yang Osis ini juga sudah diberi tahu bagaimana cara ngomongnya kepada adik-adiknya, jangan sok galak. Anggap aja teman, makanya di hari terakhir itu ada penutupannya kita pakai surat-suratan kesan-kesan kalian ke kakak-kakak kelas itu seperti apa dari adik-adik kelas dan mereka mengungkapkan kakak-kakak pendamping itu orangnya friendly,” ungkap Bowo.

ads

Sedangkan saat MPLS tutur Bowo, kita susun yang hari Senin ada upacara pembukaan MPLS, setelah itu kita beri materi kesehatan mental dari Puskesmas Tambak Rejo, karena banyak kasus-kasus anak-anak yang masih dibawah umur itu bunuh diri segala macam, karena tidak berani menceritakan masalahnya ke orang lain.

Kemudian yang ketiga ada materi dari Polrestabes Surabaya tentang kenakalan remaja. Dan memang yang dijelaskan oleh Polrestabes Surabaya itu rata-rata anak-anak SMP melakukan tindakan tawuran. Setelah ditangkap itu alasannya cuma buat konten. Makanya kemarin hari Senin itu ditekankan ke anak-anak mengenai kenakalan remaja. Setelah itu baru dijelaskan tata tertib yang ada di sekolah.

Dilanjutkan hari Selasa itu ada materi dari cbn karakter Building itu menjelaskan tentang Cyber Bullying. Dan disitu juga dijelaskan kasus-kasus bullying yang terjadi di sekitar kita, supaya anak-anak itu lebih bijak dalam bersosial media. Setel itu ada kedisiplinan lagi, dari Polrestabes Surabaya diajarkan PBB. Dan hari selanjutnya ada ice breaking atau pemecahan suasana agar siswa baru bisa kembali fokus mengikuti kegiatan dengan baik.

“Ice breaking dari kita adalah literasi tapi literasinya yang hubungan dengan game supaya anak-anak kelas 7 yang baru ini juga merasa bahwa MPLS itu tidak sekedar cuman materi yang mungkin dianggapnya materi yang terlalu serius sebelumnya, makanya kita beri ice breaking itu supaya anak-anak itu lebih akrab lagi antara satu sama yang lain. Dan itu juga kita membedakan sama tahun lalu kalau tahun ini kelompoknya kita gabung dengan kelompok kelas 8 dan kelas 9. Jadi ketika sudah masuk seperti ini, harapannya anak-anak kelas 7 itu dengan kakak kelasnya itu sudah akrab. Itu juga disambung dengan kegiatan Pensi,” ujarnya.

Selain itu juga ada penjelasan tentang pendidikan lingkungan.” “Jadi memang MPLS yang ada di YPPI 1 Donokerto Surabaya ini benar-benar lebih menekankan pendidikan karakternya. Makanya rata-rata kita materinya itu tentang kenakalan remaja, kesehatan mental, kedisiplinan dan cyber bullying,” tandasnya.

SMP YPPI 1 Donokerto Surabaya juga ada penerima jalur Afirmasi Miskin dan Pra Miskin.
“Kita ada program MBR yang gratis, tapi kita harus mengikuti yayasan yang mengadakan itu untuk 7 murid MBR. Sisanya untuk anak yang tidak diterima di SMP Negeri, kita buat program Padamu Negeri. Jadi hanya menunjuk bukti pendaftar di SMP Negeri dan tidak diterima, maka kita buat tes untuk mengukur kemampuan anak. Dan ada diskon yang mengikuti nilainya. Jadi semakin tinggi nilainya anak, maka diskonnya semakin tinggi. Jadi tetap bisa membantu meringankan orangtua siswa,” imbuhnya.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!