- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo)-Penerapan lima hari sekolah yang sedang diwacanakan di Kabupaten Purworejo mendapat penolakan dari pihak sekolah terutama yang berbasis pada madrasah diniyah. Sebab kebijakan tersebut dinilai mengancam eksistensi dan kegiatan-kegiatan madrasah

Keluarga besar Madrasah Diniyah (Madin) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) tegas menolak kebijakan tersebut.

Ketua FKDT Kabupaten Purworejo Churdaini mengatakan, penerapan 5 hari sekolah untuk SD dan SMP dapat mengganggu jadwal peserta didik untuk mengaji di madrasah.

“Rata-rata jadwal pelaksanaan madrasah di Purworejo adalah jam 2 sampai jam 5 sore. Jika 5 hari sekolah diterapkan, jam pembelajaran di SD dan SMP akan menjadi lebih sore, sehingga anak-anak tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di Madin,” kata M Churdaini pada Senin (30/6).

Churdaini menambahkan, penolakan juga didasarkan pada kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut akan menghilangkan eksistensi Madin dan pendidikan keagamaan yang dilaksanakan pada sore hari.

ads

Selain itu, kebijakan 5 hari sekolah juga akan membuat anak-anak lebih lelah dan kurang bersemangat untuk belajar di Madin. Anak-anak akan pulang lebih lama dari jam biasanya dan akan mengganggu jadwal mengaji.

“Kami menolak wacana ini karena tidak hanya merugikan eksistensi Madin, tetapi juga bertentangan dengan tujuan pemerintah Kabupaten Purworejo untuk meningkatkan daerah yang religius dan berkarakter,” tambahnya.

Churdaini menyebut, peraturan pemerintah pusat tidak mewajibkan 5 hari sekolah, melainkan memberikan opsi antara 6 hari atau 5 hari sekolah.

Namun, di Kabupaten Purworejo sudah ada survei dan jajak pendapat yang dilakukan oleh instansi terkait untuk memberikan pilihan kepada para siswa untuk belajar 5 hari atau 6 hari.

“Kami sudah melaksanakan rapat kerja cabang dan merekomendasikan penolakan wacana ini. Sudah ada survei dari PGRI kemarin yang mengecek dan survei ke sekolah-sekolah,” ungkapnya.

“Kami berharap pemerintah Kabupaten Purworejo mempertimbangkan kembali wacana ini dan memprioritaskan pendidikan keagamaan dan karakter anak-anak,” harapnya.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!