
Metro Times (Purworejo)-Setelah sempat mereda kasus panyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi, kerbau, kambing serta domba kembali muncul dan mewabah di sejumlah wilayah provinsi DI Yogyakarta serta Jawa Tengah. Kabupaten Purworejo tak luput dari serangan virus yang bisa menimbulkan kematian tersebut.
Belum lama ini kasus PMK ditemukan di Purworejo wilayah Selatan. Hal ini tentu menjadi kekhawatian bagi para peternak sapi maupun kerbau akan penularan penyakit tersebut.
Di Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi seekor sapi milik warga mati. Kematian sapi itu diindikasi kuat akibat tertular penyakit PMK, padahal sapi itu baru saja melahirkan.
“Sapi yang mati itu milik warga kami atas nama Suparso. Cuma satu ekor, tapi sapi ini meninggalkan pedet yang baru dilahirkan sebelum mati. Anaknya sekarang kasihan karena tidak bisa menyusu,” kata Kepala Desa Jogoboyo, Jaka Wahyana, Jumat (24/1).
Menurutnya sapi tersebut mati terindikasi akibat terjangkit PMK, mengingat sebelum akhirnya mati sapi itu mengalami gejala layaknya sapi yang terserang penyakit tersebut.
“Keluar air liur secara terus menerus di mulutnya. Tubuhnya juga gemetaran. Itu terjadi sebelum petugas vaksi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian datang ke Jogoboyo untuk melakukan penyuntikan vaksin.
Saat ini masih ada satu sapi milik warga Jogoboyo. Layaknya pada kasus kematian sebelumnya, sapi milik warga atas nama Suparjo juga mengalami gejala serangan PMK.
“Kami sudah mengubungi petugas kesehatan hewan namun yang bersangkutan tidak datang. Waktu itu hanya bisa kasih solusi sementara. Katanya suruh rebus air dicampur kunyit dan gula lalu diminumkan,” imbuh lagi.
Pemerintah Kabupaten Purworejo saat ini tengah gencar melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak sapi, kerbau, kambing serta domba. 404 dosis lebih vaksin PML telah disuntikan pada hewan ternak milik warga.
Ia menyebut program vaksinasi akan terus berjalan diperkirakan hingga Agustus 2025 mendatang. Strategi dinas, vaksinasi dilakukan di daerah perbatasan yang menjadi kantong-kantong ternak di Purworejo.
“Makanya vaksinasi tersebut sejauh ini kami lebih banyak menyasar wilayah selatan seperti Purwodadi, Ngombol serta Grabag. Untuk wilayah utara seperti Bruno, Gebang, Bener, Kemiri dan Loano kurang karena populasi sapi dan kerbaunya sedikit,” kata dia.
Sejak awal tahun Hingga 22 Januari sudah 404 dosis vaksin disuntikan ke ternak warga. Vaksinasi ini akan terus dilakukan hingga 31 Januari mendatang.
“Kami dapat dropping vaksin dari Ditjen PMK sebanyak 1000 dosis. Dari total dosis vaksin baru sekitar 400 Lebih yabg terimplementasi,” imbuhnya.(tyb)