- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) — Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Mohammad Nasih, MT., Ak., CA., menyampaikan bahwa pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) hari pertama di UNAIR berjalan lancar. Dari total 14.660 peserta yang terjadwal mengikuti ujian di UNAIR, sekitar 800 hingga 1.000 peserta telah mengikuti ujian pada sesi pagi hari ini.

Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Mohammad Nasih, MT., Ak., CA

“Alhamdulillah hari pertama berjalan lancar. Dari 14.660 peserta, pagi ini sekitar seribuan sudah mengikuti ujian dengan lancar,” ujar Prof. Nasih, Senin (tanggal menyesuaikan). Ia juga menekankan bahwa proses verifikasi peserta dilakukan dengan sangat ketat untuk menjaga keadilan dan integritas UTBK.

UNAIR menyiapkan 8 lokasi dengan total 18 kelas dan 18 sesi ujian selama sembilan hari pelaksanaan. Dalam satu hari, UTBK di UNAIR dibagi menjadi dua sesi, termasuk pada hari Jumat. Prof. Nasih juga mengimbau peserta yang berasal dari luar kota untuk datang sejak H-1 agar dapat mempersiapkan diri lebih baik, mengingat beberapa peserta dari daerah seperti Nganjuk mengalami kendala kesehatan karena belum sempat sarapan.

“Kami sarankan datang H-1, agar bisa sarapan dulu dan tidak terganggu kesehatannya saat ujian,” tambahnya.

ads

Terkait keamanan, UNAIR menerapkan sistem yang sangat ketat, termasuk mewajibkan peserta untuk melepas alas kaki guna mencegah penyelundupan alat komunikasi tersembunyi yang tidak terdeteksi oleh metal detector. Kebijakan ini sudah diterapkan sejak tiga tahun terakhir, dan mulai dua tahun lalu ditambahkan ketentuan penggunaan seragam putih sebagai upaya mempermudah pengawasan.

“Alat komunikasi sekarang sangat canggih, bahkan bisa disembunyikan di kancing baju atau sepatu. Maka itu, kita terapkan sistem ketat demi menjaga kejujuran,” tegasnya.

Dalam pelaksanaan hari pertama, tercatat hanya 16 peserta yang tidak hadir, atau sekitar 1,83 persen dari total peserta yang dijadwalkan. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 3–4 persen.

UNAIR juga memberikan perhatian khusus kepada peserta disabilitas dengan menyiapkan kelas khusus bagi mereka. Peserta disabilitas seperti tuna daksa, tuna rungu, dan tuna wicara tetap dilayani maksimal, termasuk mereka yang memilih lokasi ujian di UNAIR dibandingkan tempat lain.

Untuk menjaga integritas ujian, UNAIR tidak memberikan toleransi bagi peserta yang datang terlambat tanpa alasan jelas. Prof. Nasih menegaskan, hal ini dilakukan sebagai langkah mitigasi agar tidak terjadi potensi kebocoran informasi ujian.

“Kami harus menjaga fairness. Kalau peserta dibiarkan telat dan menunggu lama di luar, itu berisiko. Jadi bukan soal melarang, tapi menjaga keadilan untuk semua peserta,” pungkasnya.

Dengan kesiapan dan sistem pengawasan yang matang, Prof. Nasih berharap seluruh peserta UTBK di UNAIR dapat menjalani ujian dengan tenang, jujur, dan lancar hingga akhir pelaksanaan.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!