- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Jawa Timur menggelar Media Briefing bertajuk “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan: Transformasi Menuju Indonesia Emas”. Acara ini dihadiri oleh 65 jurnalis dari berbagai media di Jawa Timur dan dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.

Dalam paparannya, Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, menegaskan bahwa perekonomian Jawa Timur pada 2024 menunjukkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan sebesar 4,93% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan investasi non-bangunan, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), serta proyek konstruksi swasta di kawasan industri dan KEK. Sektor perdagangan, akomodasi, makanan, minuman, dan konstruksi menjadi motor utama penggerak ekonomi daerah. Selain itu, inflasi Jawa Timur berhasil ditekan hingga 1,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy), berkat sinergi dalam pengendalian inflasi melalui program JATIM SIGATI.

Kinerja positif ini turut didukung sektor keuangan. Yunita Linda Sari, Kepala OJK Jawa Timur, memaparkan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,04% (yoy) atau setara Rp614 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun. Stabilitas perbankan juga terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,88% dan tingkat kecukupan modal (CAR) yang kuat sebesar 29,58%. OJK menegaskan bahwa pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, Dana Pensiun, dan Perusahaan Pembiayaan di Jawa Timur juga menunjukkan tren positif sepanjang 2024.

ads

Sementara itu, Dudung Rudi Hendratna, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, menyebutkan bahwa belanja APBN di Jawa Timur tumbuh kuat dengan peningkatan 13,74% pada belanja Kementerian/Lembaga. APBN terus dioptimalkan sebagai shock absorber melalui proyek infrastruktur, bantuan sosial, serta pembiayaan Pilkada serentak. Pendapatan negara dari pajak, kepabeanan, cukai, dan PNBP bahkan melampaui target yang telah ditetapkan hingga akhir 2024.

Dalam sektor penjaminan simpanan, Bambang S. Hidayat, Kepala LPS II Jawa Timur, menegaskan bahwa LPS menjamin lebih dari 608 juta rekening nasabah di Bank Umum dan 15,8 juta rekening di BPR/BPRS, mencakup 99,9% dari total rekening simpanan. Hal ini menunjukkan kepercayaan tinggi masyarakat terhadap stabilitas sistem keuangan.

Melihat pencapaian tersebut, BI memperkirakan ekonomi Jawa Timur akan terus tumbuh di kisaran 4,7-5,5% (yoy) pada 2025, dengan inflasi tetap terkendali sesuai target nasional 2,5±1%. Keempat lembaga sepakat untuk terus memperkuat sinergi dan mengimplementasikan kebijakan pro-pertumbuhan (pro-growth) demi mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.

“Dengan kolaborasi yang semakin solid antara BI, OJK, Kemenkeu, dan LPS, kami optimis Jawa Timur akan menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” tutup Erwin Gunawan Hutapea.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!