
MetroTimes (Surabaya) — Dalam rangka memperkuat koordinasi dan mempertegas komitmen menjaga stabilitas ekonomi Jawa Timur, empat lembaga strategis di sektor keuangan yakni Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) wilayah Jawa Timur menggelar Media Briefing Triwulan II 2025 dengan tema “Memperkuat Pilar Nusantara: Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan”.

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur ini dihadiri oleh 65 jurnalis dari berbagai media. Dalam paparannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Ibrahim menyampaikan bahwa ekonomi Jawa Timur tetap solid di Triwulan I 2025, tumbuh sebesar 5,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang sebesar 4,87% (yoy).
“Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah yang dipicu pencairan THR dan bansos, serta ekspor komoditas unggulan seperti lemak-minyak, produk kimia, dan tembakau,” ujar Ibrahim.
Selain itu, sektor pertanian dan sektor akomodasi, makan, dan minum juga menunjukkan kinerja positif berkat momen panen raya dan perayaan Imlek, Ramadhan, serta Idul Fitri. Stabilitas harga juga terjaga dengan inflasi tercatat sebesar 1,35% (yoy), berkat koordinasi yang erat dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Menambahkan perspektif dari sektor jasa keuangan, Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, memaparkan bahwa kinerja industri keuangan terus menguat. Total kredit hingga Maret 2025 tercatat mencapai Rp609 triliun (tumbuh 6,37% yoy), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp793 triliun (tumbuh 2,94% yoy). Stabilitas perbankan terjaga dengan rasio NPL 3,29% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 30,43%.
“Selain perbankan, kinerja sektor pasar modal, industri keuangan non-bank, dana pensiun, dan perusahaan pembiayaan juga turut memperkuat ketahanan sistem keuangan di Jawa Timur,” tambah Yunita.
Dari sisi fiskal, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, melaporkan bahwa belanja APBN di wilayah Jawa Timur hingga Maret 2025 tumbuh signifikan, terutama melalui peningkatan Transfer ke Daerah (TKD) yang tumbuh 23,40%. Belanja difokuskan pada sektor prioritas seperti pendidikan (BOS), infrastruktur konektivitas, dan ketahanan pangan, dengan pendapatan negara dari pajak, bea cukai, dan PNBP tetap terjaga sesuai target.
Sementara itu, Kepala LPS II Jawa Timur, Bambang S. Hidayat, menegaskan bahwa lembaganya terus berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan melalui program penjaminan simpanan yang kuat dan resolusi bank yang efektif. “LPS menjamin penuh lebih dari 617 juta rekening di Bank Umum dan 15,5 juta rekening di BPR/BPRS, atau setara dengan 99,98% dari total rekening simpanan nasional,” ujar Bambang.
Para pimpinan lembaga sepakat bahwa prospek ekonomi Jawa Timur ke depan akan semakin positif, “Dengan sinergi”
(nald)