Metro Times (Purworejo) Sinergitas yang dibangun oleh Kodim 0708/Purworejo dengan masyarakat, Polri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab), badan usaha, dan sejumlah pihak lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-109 Tahun 2020 menjadi sebongkah asa bagi warga Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Harapan meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat yang diimpikan desa selama bertahun-tahun, dalam waktu dekat bakal terwujud seiring dibangunnya ruas jalan yang menjadi akses vital ekonomi.
Hari lepas siang saat metrotimes.news mengunjungi lokasi TMMD di Dusun Wonosari Desa Sedayu, Jumat (02/10/2020). Puluhan personel TNI bersama warga yang mengenakan masker tampak membaur mengerjakan jalan rabat beton. Ada yang sedang mengaduk semen dan pasir menggunakan mesin molen tua. Ada yang menyiapkan air. Ada yang mengangkut jenangan semen pasir dan menuangkannya di area jalan yang sudah terpatok papan. Ada yang memadatkan dan meratakan. Di sudut lain, tampak sekelompok ibu-ibu berjaga dan menyiapkan konsumsi ringan.
Lokasi pengerjaannya yang cukup curam, tidak menyurutkan semangat mereka. Inovasi demi efisiensi dan efektivitas kerja memang mucul spontan untuk menyikapi banyaknya medan terjal, yakni dengan membuat Talang Sakti. Mengalirkan bahan jenangan dari tempat tinggi ke tempat redah dengan menggunakan alat sederhana semacam talang. Inovasi itu berpadu dengan tingginya semangat gotong-royong dan kepedulian warga.
“Yang kami paling salut di sini adalah semangat gotong-royong masyarakat. Santunnya juga sangat tinggi. Jadi dalam bekerja kita nyaman karena kehadiran TNI dianggap seperti saudara, seperti keluarga sendiri,” kata Kapten Inf Sutrisno, Danramil/11 Loano selaku Komandan Pelaksana Lapangan.
TMMD di Desa Sedayu telah dimulai sejak 22 September dan ditargetkan selesai 21 Oktober 2020. Untuk pengecoran jalan, sasarannya yakni sepanjang 1.665 meter dengan lebar 4 meter dan ketebalan 12 Cm. Sepanjang 1.400 melintasi Dusun Wonosari menuju ke arah Glamping De Loano yang dikelola Badan Otoritas Borobudur (BOB). Sepanjang 115 meter membuka jalan ke arah Curug Nabak di Dusun Lor Kali dan 150 meter di Dusun Sejati.
Menurut Kapten Inf Sutrisno, pengerjaan rabat beton banyak melintasi medan ekstrim. Setidaknya ada 3 titik curam dengan sudut elevasi mencapai 45 derajat lebih. Lokasi itulah yang memakan paling banyak waktu karena butuh tenaga ekstra. Namun, berbekal kebersamaan yang tinggi, semua dengan cepat diatasi. Tanpa dikomando, seluruh warga di dusun yang terlintasi pekerjaaan turun ke lapangan. Bahkan, para remaja atau pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna rela lembur tiap malam untuk membatu pengecoran. Ibu-ibu PKK menyiapkan konsumsinya setiap hari.
“Selain warga kita juga dibantu Polri dan unsur lain, tapi untuk yang tingkat kesulitannya tinggi, prioritas pengerjaannya oleh TNI. Target memang 1 bulan, tapi saya prediksi ini akan lebih cepat dari target, sekitar 20 harian lebih lah selesai, karena ini baru 10 hari saja sudah mencapai sekitar 60 persen,” sebutnya.
Pengerjaan di tengah pandemi memang menjadi keterbatasan. Namun, itu tidak menjadi penghalang mereka untuk “berlari kencang“mewujudkan harapan baru. Setiap harinya, pagi sebelum bekerja, seluruh personel mengikuti apel untuk pengecekan kesehatan. Di lapangan, semua yang terlibat wajib pakai masker.
“Kesadaran warga memang sangat tinggi. Sampai seperti air bersih itu warga selalu mencukupi dengan berbagai cara,” lanjutnya.
Sebanyak 150 personel TNI yang diterjunkan akan terus bekerja hingga 21 Oktober. Selain pengecoran jalan, ada sejumlah proyek fisik lain yang dikerjakan, seperti renovasi 1 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bantuan Baznas, Siskamling bantuan BOB, dan pembuatan tempat wudhu Masjid Tiban bantuan BNI 46. Sementara untuk kegiatan nonfisiknya antara lain penyuluhan yang melibatkan berbagi dinas/OPD di Kabupaten Purworejo. Sasarannya mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
“Mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, Kamtibmas, hingga kesehatan kita lakukan penyuluhan,” ungkapnya.
Komandan Kodim 0708/Purworejo selaku Komandan Satgas TMMD, Letkol Inf Lukman Hakim, menyatakan bahwa tema TMMD kali ini adalah “TMMD Pengabdian untuk Negeri”. Sejak pembukaan TMMD oleh Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, di Pendopo Kabupaten, pihaknya sangat optimistis berbagai program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Optimisme itu dikuatkan dengan tingginya dukungan dari Pemkab dan elemen terkait, terlebih masyarakat.
“Bahkan, warga rela tidak meminta uang ganti rugi ketika tanahnya terkena pelebaran jalan. Ini luar biasa dukungan warga terhadap pembangunan dan untuk kemajuan desa,” kata Lukman Hakim.
Panglima Kodam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, saat dikonfirmasi melalui Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kol Kav Susanto SIP MAP, menginformasikan bahwa TMMD Regular ke-109 di Jawa Tengah dilaksanakan di 4 kabupaten. Masing-masing yakni untuk wilayah Kodim 0708/Purworejo dilaksanakan di Desa Sedayu Kecamatan Loano, wilayah Kodim 0715/Kendal diselenggarakan di Desa Sendang Kulon Kecamatan Kangkung, wilayah Kodim 0713/Brebes di Desa Kalinusu Kecamatan Bumiayu, dan wilayah Kodim 0727/Karanganyar di Dusun Payungan Desa Jatiwarno.
Menurutnya, Desa Sedayu menjadi perhatian khusus TMMD periode ini karena keberadaannya menjadi penyangga Kawasan Glamping De Loano milik Badan Otorita Borobudur (BOB) yang menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas Kementerian Pariwisata. Sementara selama ini, akses jalan yang ada sangat memprihatinkan.
“Dengan adanya infrastruktur yang memadai diharapkan mampu mendukung aktivitas perekonomian yang berujung pada kesejahteraan masyarakat,” terang Pangdam.
Harapan itu sejalan dengan impian masyarakat Desa Sedayu yang berbatasan langsung dengan wilayah Yogyakarta di ujung timur laut Kabupaten Purworejo. Sudah bertahun-tahun mereka mendambakan adanya jalan yang baik. Apalagi, Sedayu kini memiliki Destinasi Digital Pasar Menoreh yang bisa terhubung langsung dengan Glamping De Loano.
“Selama ini pintu masuk ke Glamping cuma ada dari Jogja. Dengan adanya jalan ini nanti Purworejo jadi punya akses strategis. Dari Pasar Menoreh bisa langsung tembus Glamping,” kata Kepala Desa Sedayu, Ahmad Said SPd.
Desa Sedayu berpenduduk sekitar 1.818 jiwa. Sebagian besar menggeluti bidang pertanian berupa peternakan kambing dan perkebunan padi serta cengkih. Perbaikan dan pelebaran jalan dari 2,5 meter menjadi 4 meter sangat memudahkan dalam hal distribusi hasil pertanian.
Misalnya, warga yang selama ini menjual kambing dengan didatangi langsung tengkulak, akan lebih mudah memasarkan sendiri ke pasar Banyuasin.
“Selama ini kalau pakai motor susah. Kalau sudah bagus nanti, petani bisa menjual sendiri komoditasnya sehingga harganya juga lebih tinggi, “ sebutnya.
Di Desa Sedayu ada sejumlah lembaga pendidikan, seperti MA Riyadlul Muta’allimin, SD Sedayu, TK Hardi Siwi, dan 2 Pos PAUD. Akses jalan yang memadai juga sangat mendukung upaya Pemerintah Desa untuk memajukan tingkat pendidikan masyarakatnya.
“Jalur pendidikan otomatis jadi lebih mudah. Sedayu yang kaya kesenian lokal, seperti Lengger dan Jathilan, juga mudah-mudahan akan semakin berkembang,” harap Said. (dnl)