- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Universitas Airlangga (UNAIR) terus menunjukkan kiprahnya sebagai institusi pendidikan yang berdampak nyata bagi bangsa. Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, MT., Ak., CA., menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun 2025 ini, UNAIR telah mengukuhkan sekitar 287 guru besar dari target 300. Dalam pengukuhan terbaru yang berfokus pada bidang farmasi, Prof. Nasih menyoroti pentingnya kemandirian dalam penyediaan bahan baku obat yang saat ini masih bergantung pada impor.

“Beberapa hasil riset para guru besar memungkinkan kita menyediakan obat dengan lebih cepat dan efektif. Ini sangat penting untuk ketahanan kesehatan nasional,” ujar Prof. Nasih. Ia juga menambahkan bahwa berbagai inovasi dari para akademisi UNAIR, seperti transformasi struktur senyawa obat, sangat potensial untuk menekan biaya pengobatan di Indonesia.

UNAIR juga siap mendukung tiga program baru dari Kemendikbudristek, yaitu Kosa Bangsa, Mahasiswa Berdampak, dan Pengembangan Ekosistem Riset. Dengan pendekatan “Smartversitas”, UNAIR telah memiliki kerangka kerja yang meliputi Sustainable Education for All, Meaningful Research and Community Development, serta Advancing Innovation.

“Kami menyambut baik semua kebijakan nasional. Dengan smartversitas, apapun kebijakannya bisa direspons lewat penguatan pada elemen-elemen strategis kami,” ujar Prof. Nasih.

ads

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Nasih juga menyampaikan bahwa UNAIR siap menyerahkan seed vaccine untuk bulu babi dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada 20 Mei mendatang kepada industri dan kementerian terkait. Meski belum bisa langsung digunakan, seed tersebut tinggal menunggu proses produksi massal oleh industri.

“Permasalahan kita selama ini bukan di riset, tapi pada hilirisasi dan kepastian pasar. Jika pasarnya jelas, produksi akan berjalan lebih cepat,” jelasnya.

UNAIR juga terus aktif memberikan kontribusi sosial. Menjelang Iduladha, tim dari Fakultas Kedokteran Hewan akan diterjunkan ke berbagai daerah untuk memastikan kesehatan hewan kurban. Program ini merupakan bagian dari komitmen UNAIR dalam mendampingi masyarakat melalui pengabdian berbasis ilmu pengetahuan.

“Kami siapkan dokter hewan, dosen, dan mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam pengawasan hewan kurban, terutama di wilayah Surabaya dan sekitarnya,” pungkas Prof. Nasih.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!