
- iklan atas berita -
Metro Times (Semarang) – Standarisasi kurikulum bagi Palang Merah Remaja (PMR) di Lingkungan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang penting untuk diaplikasikan guna menyiapkan kader-kader PMR yang tangguh dan kompeten.
Ketua Bidang Anggota dan Relawan PMI Kota Semarang Wiwit Rijanto, S.H., M.H mengatakan bahwa kegiatan Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR untuk Pembina dan Fasilitator kota Semarang bertujuan untuk melakukan standarisasi kegiatan, mulai dari perekrutan, kurikulum, pelatihan hingga kegiatan PMR pada saat di lapangan.
“Selama ini masing-masing unit PMR melakukan kegiatan perekrutan dan pelatihan, masih ada beberapa sekolah dengan mekanisme perekrutan dan materi pelatihan yang berbeda sehingga perlu dibuat standar agar PMR Kota Semarang bisa maju bersama,” ungkap Wiwit saat membuka Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada), Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, melalui rilisnya, Rabu (2/7/2025).
Ia menambahkan bahwa para peserta tak hanya diberikan teori saja, tetapi para peserta juga diminta untuk membentuk kelompok dan berdiskusi sesuai dengan jenjang PMR serta praktik dalam membuat dan menyampaikan metode dalam memberikan pelatihan.
Senada, Danang Baskoro Adhi saat memimpin sesi monitoring dan evaluasi (Monev) mengingatkan tentang kurikulum dan pedoman manajemen PMR. Ia katakan relawan PMI yang berbasis di sekolah memiliki siklus rekrutmen dari pelatihan, Tribhakti PMR, dan penghargaan.
“Melalui monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran serta pelatihan PMR, kami dapat memastikan bahwa setiap anggota PMR mendapatkan pembinaan secara berjenjang dari tingkat Mula, Madya, hingga Wira, sesuai dengan kurikulum di tiap tingkatan,” ujarnya.
Menurut dia, sebagai bagian dari proses pendidikan karakter, kegiatan PMR bukan hanya berfokus pada keterampilan pertolongan pertama dan kesiapsiagaan bencana, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab sosial, kerja sama tim, dan disiplin.
“Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berjiwa sosial tinggi dan berkarakter kuat,” jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Lokakarya diikuti 65 peserta dari unsur pembina dan fasilitator (pelatih) Palang Merah Remaja (PMR) dari Tingkat Mula, Madya maupun Wira di Kota Semarang. Ada beberapa materi yang disampaikan kepada peserta, Wiwit menyampaikan materi Kepalangmerahan, sementara materi manajemen PMR dan siklus pembinaan PMR disampaikan oleh koordinator pelatih Saiful Hadi MKom.
Adapun materi kurikulum, pengakuan dan penghargaan disampaikan oleh Bambang Kristiyono. Sementara materi monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut disampaikan oleh Danang Bhaskoro Adi. (af).