- iklan atas berita -

Washington DC – Kekacauan terjadi di Gedung Capitol, Washington DC, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat keamanan.

Seorang perempuan dilaporkan tewas tertembak di bagian dada di Rabu sore waktu setempat (6/1/2020), dalam upaya mereka menghalangi kemenangan Joe Biden.

Sumber dari penegak hukum mengungkapkan, wanita itu tewas beberapa jam kemudian. Tak diketahui siapa yang menembaknya.

Selain adanya korban tewas, banyak orang terluka termasuk dari sisi pihak berwenang, di mana massa pro-Trump berusaha menerobos masuk Gedung Capitol.

Garda Nasional diaktifkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengaku menemukan peledak di dekat gedung Kongres AS.

ads

Polisi menyatakan mereka memberlakukan jam malam pukul 18.00 di seluruh DC, dengan kerusuhan merembet ke seantero AS.

Saat pengunjuk rasa berupaya menduduki gedung parlemen, Biden menyerukan kepada massa agar mundur dan menyatakan mereka sudah termakan hasutan.

Sejumlah pejabat seperti Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung diungsikan begitu massa menembus Rotunda.

Sementara politisi yang berada di House Chamber (DPR AS) diminta memakai masker gas, karena aparat menembakkan gas air mata.

Suasana yang begitu kacau tergambar ketika pasukan keamanan terpaksa mengacungkan senjata merek guna menghalau pemrotes.

“Trump memenangkan pemilihan!” teriak salah satu demonstran. Beberapa dari mereka ada yang masuk ke kantor Pelosi dan duduk di mejanya.

Dilansir Daily Mail, kekacauan ini terjadi setelah Trump menyerukan kepada pendukungnya agar bergerak dan berdemo ke Gedung Capitol.

Setelah pengunjuk rasa mulai bentrok dengan kepolisian, si presiden berkicau di Twitter meminta massa untuk tenang.

“Tolong dukunglah Kepolisian Capitol dan penegak hukum. Mereka benar-benar memihak negara ini. Tetaplah damai,” kata dia.

Begitu kericuhan membesar, Joe Biden menggelar konferensi pers mengecam aksi tersebut dan meminta agar ketertiban dipulihkan.

Dia menahan diri untuk tak sampai mengatakan Trump melakukan pengkhianatan, namun menuturkan insiden ini memicu perpecahan.

“Komentar yang dibuat dari presiden pada saat terbaik bias menggugah semangat. Namun di saat terburuk bisa memicu kerusuhan,” kata Biden. (kps)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!