- iklan atas berita -

MetroTimes(Jakarta)Seruan boikot Sari Roti sempat mengemuka di sosial media beberapa hari terakhir. Tak mudah mematahkan dominasi brand roti dengan jaringan distribusi dan sokongan modal kuat ini.

Namun hingga saat ini pihak Minimarket mengaku Distibusi Pengiriman Roti tetap lancar dan peminat tetap ada terhadap Produk Sari Roti.

Media sosial sempat diramaikan oleh seruan boikot Sari Roti. Dari sekadar tanda pagar #boikotsariroti, hingga belakangan foto-foto kaki menginjak roti mewarnai laman Facebook dan Twitter.

Kehebohan ini bermula dari “Aksi Superdamai 212” pada 2 Desember lalu. Di tengah ratusan ribu hingga jutaan massa saat itu, beredar foto sejumlah pedagang Sari Roti dengan gerobak tertempel tulisan “Gratis untuk Mujahid”.

Dengan anggapan para penjual roti keliling itu membagikan barang dagangan secara gratis untuk mendukung aksi tersebut, foto ini pun menjadi viral dan mengundang kehebohan para pengguna internet (netizen).

ads

Namun, awal pekan ini, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen Sari Roti,  mencoba meluruskan kabar yang beredar tersebut. Lewat pernyataan resminya, emiten “ROTI” menyatakan tidak terlibat dalam kegiatan politik apapun.

“PT Nippon Indosari Corpindo Tbk senantiasa berkomitmen menjaga nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia

Nippon Indosari juga menegaskan tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. “Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada di luar kebijakan dan tanpa seizin Nippon Indosari.”

Sedangkan produk yang dibagikan gratis saat Aksi 212 itu merupakan produk yang dibeli oleh seorang konsumen melalui salah satu agen di Jakarta. Selanjutnya, pihak pembeli meminta produk tersebut diantarkan ke area pintu masuk Monumen Nasional dan dipasangkan tulisan “Gratis”.

Penjelasan tersebut malah menyulut amarah netizen hingga menyeru boikot. Bahkan, muncul pula ancaman menutup pabrik Sari Roti jika tidak meminta maaf.

Meski begitu, mematahkan dominasi Sari Roti bukan hal mudah. Baru berdiri pada 1995, penjualan Sari Roti pada 2012 mencapai Rp 1,19 triliun. Angka itu langsung melejit jadi Rp 2,17 triliun pada 2015. Sedangkan pada paruh pertama tahun ini, penjualan bersihnya sudah mencapai Rp 1,2 triliun, naik 15 persen ketimbang periode sama tahun sebelumnya.

Sari Roti memang telah menguasai medium penjualan. Produk mereka mudah ditemukan di mana saja, dari pedagang keliling, toko kelontong sampai minimarket. Dengan masa kedaluwarsa produk rata-rata kurang dari sepekan, distribusi merupakan kunci sukses penjualan Sari Roti.

Lalu siapa saja pemilik saham itu? Sebanyak 31,5 persen saham Sari Roti dimiliki PT Indoritel Makmur International Tbk. Selain Sari Roti, Indoritel juga membawahi PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan PT Fastfood Indonesia (KFC).

Sementara, Indoritel sendiri merupakan bagian dari konglomerasi Salim Group. Artinya, perusahaan ini masih “bersaudara” dengan perusahaan lain seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Jaringan bisnis mereka sangat luas, dari tepung terigu (Bogasari), mie instant (Indomie), semen (Indocement), hingga otomotif (Suzuki).

Bermodalkan jaringan dan sokongan sebesar itu, kini ketahanan usaha Sari Roti tengah diuji oleh aksi boikot tersebut. Yang jelas, para pekerja pabrik dan penjual roti keliling bakal terpukul pertama kali dan merasakan dampak yang paling keras.

Saham ROTI sempat menyentuh level terendahnya yakni Rp 1.500 dan tertinggi pada Rp 1.525. Saham ROTI ditransaksikan sebanyak 64 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 314 saham senilai Rp 47,4 juta.(Jacky)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!