Metro Times (Surabaya) – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf atau yang lebih akrab disapa Gus Ipul merasa optimis, wayang kulit sebagai salah satu seni budaya tradisional warisan para leluhur tidak akan pernah punah.
Perasaan optimis, bangga dan bahagia terungkap ketika melihat kenyataan bahwa pagelaran wayang kulit merupakan tontonan yang selalu dinanti oleh masyarakat. Tidak hanya ditonton generasi sepuh tetapi juga selalu dipadati oleh generasi muda penerus bangsa dan pelestari seni budaya leluhur.
Hal tersebut diungkapkan saat nonton Festival Wayang Kulit 2017 di Lapangan Desa Slorok Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, Rabu (13/9) Malam.
“Pada malam hari ini saya sangat bangga dan bahagia, karena yang nonton wayang kulit bukan hanya orang sepuh, tetapi juga dipenuhi para generasi muda. Disamping itu ditonton juga para tokoh agam, tokoh masyarakat, pegawai, pedagang, petani. Semua berkumpul menjadi satu” ungkapnya.
Oleh karena itu lanjutnya, pagelaran wayang kulit selain merawat warisan budaya juga sebagai wadah pemersatu seluruh golongan yang ada di masyarakat. Selain itu tidak hanya sebagai tontonan, tetapi setiap lakon yang digelar selalu mengandung tuntunan hidup.
Sebagai pemersatu bangsa, karena yang melihat dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat umum, pejabat, pelaku usaha, tokoh masyarakat, aparat kamanan, tua dan muda bersatu, duduk bersama, tidak ada perbedaan.
Pada malam itu pagelaran wayang kulit menggelar lakon Dwikara Binangun dengan dalang Ki Anom Suroto dan Ki Bayu Aji. Sedangkan Sinden Tamu Eka Kebumen, Lawak limbukan diisi oleh Gareng Semarang , Tatok dan Silo.
Pada kesempatan yang sama Gus Ipul berkesempatan menyerahkan Trophy Gus Ipul Cup yaitu turnamen sepak bola antar desa yang diadakan mulai tanggal 23 Agustus – 10 September 2017 di Stadion Gelora Desa Slorok Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang.
Sebagai pemenang Juara I Nampang FC Slorok, Juara II Galaksi Kesamben Blitar, Juara III Ganesha Karangkates dan sebagai Juara IV Persatuan Sepak Bola Jatikerto. (nald).