Metro Times (Magelang) Bulan Agustus hingga September biasanya para petani tembakau di wilayah Pakis Magelang dan sekitarnya melakukan panen raya, bahan utama pembuatan rokok ini membutuhkan waktu sekitar 6 bulan dari waktu menanam hingga siap di panen. Adapun satu pohon tembakau biasanya menghasilkan sebanyak 25 s.d 30 lembar daun dari bawah sampai pucuk atau sekitar 2,5kg.
Pada musim ini harga daun tembakau basah dibeli oleh para juragan (pengrajang) seharga Rp 6.000,00 hingga Rp 7.000,00 per kilo gram untuk daun yang bagian atas, bila dibeli secara bersamaan antara atas dan tengah dihargai sebesar Rp 5.000,00 hingga Rp 5.500,00. Sementara daun paling bawah biasanya di buat krosok (bahan pembuatan rokok cerutu) dengan nilai jual Rp 1.000,00 per kilo gramnya.
Menurut Mahmudi (39) salah satu petani asal Dusun Bowongan Desa Pakis Kabupaten Magelang menuturkan, bahwa tiap batang tembakau akan terbagi menjadi tiga kelas daun.
“Untuk paling bawah dinamai (kepresan) dan bagian tengah disebut (tenggokan) sementara yang paling atas dengan kualitas terbaik yaitu (kepolo), inilah harga yang paling mahal,” terang Mahmudi kepada metrotimes.news, Selasa (28/08/18).
Untuk mempermudah proses, daun-daun ini diikat kurang lebih seberat 3 kilo gram dalam satu bendel, selanjutnya daun yang kadang dinamai emas hijau ini akan dimatangkan selama kurang lebih 6 – 7 hari dengan cara ditumpuk hingga warnanya berubah menjadi kekuningan yang siap untuk dirajang dan selanjutnya dijemur dalam terik matahari hingga benar-benar kering.
“Untuk harga daun tembakau ini tidak tentu, dan pada tahun ini harga tersebut sudah standar, dan ini sudah disyukuri oleh petani. Memang kadang bisa mencapai harga Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), namun kadang juga hanya laku sekitar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah)” jelas Mahmudi, salah satu petani dari Bowongan, Pakis, Kabupaten Magelang. (Arif)
