- iklan atas berita -
Metro Times (Kebumen) Menjumpai orang baik saat ini terbilang susah. Rata-rata, orang zaman now hanya mempedulikan dirinya sendiri.
Apalagi jika melihat orang lain kesusahan, di belakang mungkin justru tepuk tangan sambil mengucapkan sumpah serapah.

Namun itu tidak berlaku untuk Sabar Suharno (43) warga Desa Ajibarang, Kecamatan Ajibarang Banyumas, bapak lima anak ini.

Sadar bukan miliknya, dompet yang ia temukan di jalan dilaporkan ke polisi. Alhasil, dompet yang berisi uang Rp. 1.853.200 serta surat-surat penting dapat segera diserahkan kepada pemiliknya.

Kapolres Kebumen AKBP Arief Bahtiar melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Masngudin, membenarkan adanya laporan warga yang menemukan dompet di jalan.

“Iya, hari Sabtu pagi (21/04), ada warga Banyumas datang ke Polres Kebumen. Dia menyerahkan dompet yang ditemukan di jalan. Selang beberapa jam, akhirnya petugas kami bisa mendatangkan pemilik tas itu,” kata AKP Masngudin, Selasa (24/04) siang.

Lanjut AKP Masngudin, hasil laporan yang diterima dari SPKT Polres Kebumen, selain uang tunai, dalam dompet itu berisi KTP atas nama pemilik, STNK, Kartu BPJS 5 lembar milik keluarga pemilik, serta kartu ATM Bank BNI dan BRI.

ads

“Hari itu juga, antara pak Suharno dan pemilik dompet sudah  kami pertemukan. Dalam dompet itu, isinya sangat penting sekali. Mewakili pimpinan, kami ucapkan terimakasih kepada pak Suharno,” imbuhnya. 

Pemilik dompet hitam yang ditemukan Sabar Suharno yang berprofesi sebagai pesulap keliling itu, ternyata milik Puji Lestari (35) yang tidak lain adalah Kepala Desa Karangjambu Kecamatan Sruweng Kebumen.

Kepada polisi, Suharno bercerita kronologis penemuan dompet milik Puji Lestari itu yang ditemukan pada hari Jumat (20/04) sekira pukul 07.00 wib saat melintas di jalan Pejagoan Kebumen.

Saat itu, Suharno berangkat dari Banyumas menuju ke Purworejo menggunakan sepeda motor nya untuk melakukan pertunjukan sulap keliling.

Bukan tidak butuh uang. Jika berniat jahat, Suharno bisa saja mengambil isi dompet itu untuk kepentingannya sendiri.

Hasilnya menyulap dari Kabupaten satu ke Kabupaten lain, tidak seberapa. Setelah menempuh puluhan kilometer, tak jarang Suharno hanya membawa pulang 50 ribu. Padahal ia harus menghidupi istri dan lima anaknya yang masih sekolah.

“Saya butuh uang mas. Namun itu bukan hak saya. Jadi tukang sulap penghasilan tidak seberapa, namun Alhamdulillah bisa nyukupin keluarga,” katanya sambil menangis sesenggukan di depan polisi, Sabtu (21/04) pagi.

Suharno datang ke kantor Polres Kebumen tidak sendirian. Ia ditemani salah satu pesulap asal Kebumen Jhon Silombo, untuk melaporkan ke polisi terkait penemuan itu.

Kurang lebih 10 tahun terakhir, Suharno menjadi pesulap keliling menghibur para murid TK hingga SD.

“Saya tidak punya keahlian lain, selain menyulap. Dari menyulap saya bisa menghidupi keluarga. Setiap harinya saya harus berangkat pagi menempuh puluhan kilo meter dari Kabupaten satu ke kabupaten lain,” katanya sambil mengeringkan air matanya di depan polisi.

Mengharukan, setelah bertemu dengan Pemilu dompet kecil warna hitam itu, Suharno tidak mau menerima imbalan dari Puji Lestari. Ia membantu dengan tulus.

Padahal Puji Lestari hanya ingin memberikan sedikit ucapan terimakasih. Namun oleh Suharno ditolak.

“Insyaallah nanti ada gantinya. Saya ikhlas,” ucapnya. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!