- iklan atas berita -

Metro Times (Magelang) Jodhokemil adalah merupakan salah satu group musik yang ada di Magelang yang terbentuk sekitar lima (5) tahun yang lalu. Group yang terdiri dari berbagai latar belakang anggota ini menyuguhkan warna yang berbeda dengan polesan paduan dari beberapa unsur warna musik, baik dari sebagian gamelan jawa seperti saron, seruling ataupun bedug dengan paduan alat-alat musik modern seperti gitar dan biola serta yang lainnya.

Kekonsistennya group Jodhokemil ini terbentuk tidak lepas dari pertemuan rutinnya yang dilakukan seminggu sekali setiap Rabu malam Kamis yang biasa mereka sebut “reebown” atau rebon dalam istilah jawa.

Halnya nama-nama hari dalam kalender masehi di mulai dari Senin, Selasa, Rabu hingga Minggu, penggunaan istilah rebon karena pertemuan mereka dilakukan di hari Rabu, maka disebut rebon, kalaupun di hari Selasa tentunya akan di sebut “selasan”.

Rebon, pertengahan Oktober 2018 ini tidak seperti biasanya. Kebiasaan Jodhokemil yang rebon-nya berkutat di Sanggar Wening Mertoyudan dan Studio Mumpet Sekaran, kali ini Jodhokemil berproses di Dusun Keprekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.

Acara dimulai dari pukul 21.00 wib hingga pukul 24.00 wib tanpa kehadiran salah satu personil (saronis “donado”) karena yang bersangkutan sedang di Nusa Dua pulau Bali.  Menyuguhkan berbagai sesi dimulai dari pembacaan sholawat dengan dilanjut doa menurut keyakinan masing-masing dengan dilanjut meraba playlist untuk lagu-lagunya yan akan dipentaskan di hari Minggu (21 September 2018) di sebuah acara kosti Magelang dan 27 Oktober 2018 di sebuah hotel di Semarang. Dari meraba lagu hingga membuat satu kata bersambung dalam satu tone untuk merakit sebuah lagu. Keasyikan dan keindahnya begitu dinikmati oleh masing-masing personil dan tamu dari sebuah geng mobil Kiko (Kijang Kotak Magelang).

ads

“Inilah kami dengan nuansa musik yang sedikit berbeda dari biasanya, namun musik kami asli Indonesia” terang Arif Play Hearts.

Dengan membawakan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri, salah satunya Jodhokemil menyuguhkan lagu “Wadi” yang dalam liriknya mengandung beribu makna. Karena dalam liriknya “digembol orak mrojol dikempit orak nylempit, iku opo-opo kui, yoiku sik di arani wadi”.

Setelah bermain dengan musik dan gamelan, kemudian sesi diskusi pun berlanjut takkala sesi memainkan alat musik telah berahir. Sedikit di sesi akhir diskusi adalah salsa (saling sapa) antara Jodhokemil dan Komunitas Mobil Kiko tersebut yang kebetulan salah satu anggota komunitas Kiko sedang kedatangan tamu sesama komunitasnya dari kota tetangga.

Sesi akhir semakin terlihat kehangatannya ketika ajakan bermain bersama dari mantan vokalis salah satu band ternama di Indonesia yang sekarang menggawangi Jodhokemil dengan mengenalkan nama salah satu benda ke teman duduk sebelahnya dengan digulirkan secara berurutan pada sebelah kanannya hingga kembali lagi kepada sang pemberi informasi dari awalnya karena posisi duduk melingkar. Ada kesan yang ditangkap dari permainan itu adalah menelusuri info dari sumbernya ketika kita mendapat informasi dari mulut ke mulut guna mengklarifikasi kebenaran sebuah berita atau info. (Arif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!