- iklan atas berita -

 

Metro Times (UNNAR Surabaya) – Mengalami pelecehan seksual ketika menggunakan transportasi umum, tentunya menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi perempuan. Salah satu yang pernah mengalami hal tersebut adalah pakar transportasi umum Universitas Narotama Surabaya, Dr. Atik Wahyuni, S.T.,M.T. Menjadi korban pelecehan seksual akan menimbulkan rasa trauma dan ketakutan untuk kembali menggunakan transportasi umum.

“Masih banyaknya kejadian pelecehan seksual di angkutan umum itu membuat urgensitas akan angkutan umum khusus perempuan sangat tinggi. Saya dan orang-orang terdekat saya juga pernah mengalami hal itu. Padahal kadang kita juga ingin menggunakan angkutan umum. Tapi jika faktor aman dan nyaman itu tidak tersedia, maka otomatis penumpang akan beralih ke transportasi jenis lain yang menyediakannya,” kata wanita asal Sidoarjo itu.

Saat menempuh studi jenjang Doktor di Universitas Brawijaya, Atik meneliti bahwa tolak ukur perempuan dalam memilih moda transportasi utamanya adalah pada faktor keamanan dan kenyamanan. Segi keamanan dan kenyamanan tidak hanya di dalam transportasi umum, tapi juga di luar moda transportasinya.

“Setiap halte atau stasiun dan terminal harus dilengkapi CCTV untuk keamanan di luar moda transportasi. Sedangkan untuk keamanan di dalam moda transportasi, caranya adalah perlu ditambahkannya alat yang terkoneksi dengan pihak operator maupun kepolisian yang dapat mendeteksi ketika perempuan di dalam transportasi umum itu dalam bahaya,” jelas lulusan Teknik Sipil itu.

ads

Sebaiknya pula, Atik menambahkan, transportasi khusus perempuan dikembangkan dengan serius. “Jadi dalam transportasi itu semua petugasnya perempuan. Dari mulai supir, kondektur, dan pihak sekuriti untuk gerbong kereta khusus perempuan. Agar perempuan merasa aman dan lebih nyaman. Karena tidak semua perempuan kan berani untuk kemana-mana sendiri. Nah, ketika mereka terpaksa harus pergi sendiri, seharusnya mereka berhak untuk merasa aman ketika menggunakan transportasi umum,” katanya.

Dilandasi oleh hal itu, Atik pun berkeinginan untuk mengembangkan transportasi syariah yang fokus menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang perempuan dan anak-anak. “Saya sendiri kebetulan sangat dekat dengan dunia transportasi karena ibu saya pernah memiliki beberapa armada angkutan umum. Jadi ingin sekali membangkitkan kembali angkutan umum yang mulai tergeser oleh angkutan online. Juga mengembangkan transportasi syariah,” tutur wanita kelahiran 3 Oktober 1978 itu.

Transportasi syariah itu juga akan dilengkapi dengan sistem informasi agar penumpang mudah mengakses informasi terkait angkutan umum tersebut. “Sebenarnya ingin membuat sistem informasi itu untuk angkutan umum keseluruhan juga. Karena sekarang angkutan umum sudah sangat terpinggirkan dengan adanya angkutan online. Bagaimana menertibkan lagi angkutan umum dari segi rute, jadwal keberangkatan dan kedatangan, dan tarifnya,” kata Atik.

Di era angkutan online ini, Atik juga berharap para pengembang bisa memberikan opsi agar penumpang perempuan bisa memilih driver yang juga perempuan. “Tapi lebih baik pula jika tiap wanita juga menjaga diri mereka masing-masing, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” sarannya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!