- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memperkuat kolaborasi melalui kerjasama dengan potensi-potensi industri jasa keuangan. Industri tersebut meliputi perbankan maupun non perbankan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Jawa Timur 2019 bertema “Kolaborasi Membangun Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan” di Ballroom Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis (31/1) siang.

Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim itu  menjelaskan, kolaborasi ini merupakan bentuk manajemen baru. Kolaborasi bukan untuk menemukan perbedaan tetapi mencari titik yang sama. Dan selanjutnya, kolaborasi tersebut diharapkan mampu bersinergi untuk membangun kekuatan baru.

ads

Di Jatim sendiri, lanjutnya, telah dilakukan kolaborasi kerjasama dalam peningkatan daya saing perekonomian. Sehingga kerjasama antar daerah menjadi hal yang sangat penting. Apalagi Indonesia memiliki captive market sebesar 40 persen di ASEAN.

Lebih lanjut disampaikannya, Pemprov Jatim juga melakukan kolaborasi marketplace dengan bukalapak. Kerjasama tersebut dilakukan untuk aspek pengembangan dan promosi unggulan Jatim. Langkah yang dilakukan yakni menjembatani Industri Kecil Menengah (IKM) dengan marketplace dan penguatan UKM Ritel (toko kelontong). “Jadi kita harus masuk kolaborasi dalam taraf digital seperti ini,” ujarnya.

Dijelaskan, menjembatani IKM dengan marketplace terdapat 1.294 IKM yang menjadi pilot project dengan sasaran sebanyak 270.000 IKM. Salah satu caranya yakni dengan melakukan kolaborasi pelatihan bagi calon pelapak. Sedangkan penguatan UMK Ritel dilakukan dengan Buka Warung Bapok sebanyak 9.000.

Mengenai tahun 2019, Pakde Karwo menyampaikan rasa optimisnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Jatim. Optimisme tersebut didukung oleh UMKM yang menjadi backbone ekonomi Jatim hingga meningkat terus. Kemudian di sektor perdagangan (trading) tercatat naik terus, disertai dengan industri pengolahan juga mengalami kenaikan menjadi 30 persen dari PDRB Jatim.

Sementara itu, Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono mengatakan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Jatim, industri jasa keuangan Jatim juga menunjukkan pertumbuhan yang positif baik perbankan, pasar modal, serta industri jasa keuangan yang lain.

Jumlah bank yang beroperasi di Jatim mencapai 415 bank, terdiri dari 82 bank umum dan 333 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan total aset Rp. 593,3 triliun. Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Jatim meningkat di atas setengah persen.

“Keberadaan OJK semakin memberikan manfaat bagi masyarakat. Dari literasi, masyarakat makin mengenal produk jasa keuangan,” terangnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!