- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya) – Di tengah persaingan ketat dengan bank umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin tergerus, namun faktor kedekatan dengan nasabah membuat BPR masih dipercaya.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Timur, Sujatno di sela Halal bi Halal dan Rakerda di Surabaya, Rabu (26/7).

Sujatno mengatakan, sejak Mei 2016 hingga Mei 2017, tercatat ada penurunan jumlah badan usaha BPR di Jatim, dari 352 unit menjadi 341 unit. Sementara jumlah jaringan kantor bertambah dari 1.567 unit menjadi 1.605 unit.

“Kami ingin agar industri BPR d Jatim semakin kokoh, walaupun tingkat persaingannya ketat,” terang pria yang menjabat di BPR Ekadharma Bhinaraharja itu.

Meski dari jumlah badan usaha menurun, namun sisi aset BPR mampu mencatatkan pertumbuhan 7,61%, dari Rp 13,036 triliun menjadi Rp 14.028 triliun.

ads

Sementara dana pihak ketiga, untuk tabungan tumbuh dari Rp 2.683 triliun menjadi Rp 2.982 triliun, untuk deposito mencapai Rp 5.433 triliun menjadi Rp 5890 triliun.

Sujatno menjelaskan, ada beberapa strategi yang mesti dilakukan oleh pelaku industri ini, diantaranya jumlah permodalan diperkuat sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), peningkatan kemampuan sumber daya manusia, kemudian branding yang efektif hingga dikenal dan dipercaya oleh masyarakat.

“Untuk penyaluran kredit mengalami kenaikan 8,54%, dari Rp 9.777 triliun menjadi Rp 10.612 triliun,” jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Sujatno, BPR harus mengutamakan percepatan pelayanan yang baik bagi nasabah, BPR memiliki kelebihan faktor kedekatan dengan masyarakat, nasabah juga dianggap sebagai mitra yg harus didorong untuk mendapatkan kemudahan akses.

“BPR fokus ke UMKM sebagai mitra bagaimana bisa berkembang, secara otomatis kesejahteraan ekonominya pun meningkat,” tegasnya.

Kepala OJK Regional IV, Sukamto mengatakan, pihaknya berharap BPR tetap eksis dan pengembangannya fokus di kemitraan dan pemberdayaan.

“Bagaimana tingkatkan servis lebih baik, dekat costumer, lebih praktis, ini bisa jadi value added tersendiri,” ungkapnya.

Sukamto menambahkan, perlu adanya sinergitas BPR dengan bank umum, BPR juga harus menjaga NPL kurang dari 5 %, ia pun berharap tingkat pertumbuhan BPR bisa 9 hingga 20%.(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!