
Metro Times (Purworejo)-Badan Usaha Milik Desa atau BUMdes Harapan Jaya Desa Cengkawakrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo siap melaksanakan instruksi Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal dalam program ketahanan pangan.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat mewajibkan 20 persen dari Dana Desa (DD) tahun 2025 dialokasikan untuk mendukung program ketahanan pangan. Hal tersebut diatur dalam Permendesa DT Nomor 2 Tahun 2024 yang disusul dengan Kepmendes DT Nomor 3 tahun 2025 tentang panduan penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan.
Menyusul kebijakan tersebut, BUMDes Harapan Jaya Cengkawakrejo siap tancap gas untuk mengoptimalkan program ketahanan pangan yang selama ini sudah dilaksanakan di desa tersebut.
“Desa Cengkawakrejo tahun ini InsyaAllah akan mendapat kucuran dana desa sekitar 1,2 miliar. Maka, 20 persen dari DD yakni kurang lebih 200 juta diantaranya akan kita alokasikan untuk program ketahanan pangan,” ucap Kepala Desa Cengkawakrejo, Imlais Wiski Bahasworo, Sabtu (22/2)
Ia mengutarakan sejak berdiri 2017 lalu, BUMDes Cengkawakrejo sudah menjalankan usaha dan terus mengembangkan sayap baik melalui sektor perdagangan, pertanian, peternakan hingga usaha produktif lainya. Pada 2024 lalu BUMDes Harapan Jaya sudah mampu menyumbang pendapatan untuk desa sebesar Rp45 juta.
Ada beberapa sektor usaha yang sudah dijalankan antara lain, sewa kios, Bank sampah, penggilingan padi. Semua usaha tersebut dikelola oleh BUMDes setempat. Selain itu, Cengkawarakrejo juga sudah menyiapkan greenhouse yang telah dimulai sebagai lokasi budidaya anggur.
Tak hanya itu, desa ini juga sudah merintis usaha baru berupa budidaya maggot serta baglog jamur.
“Belum lama ini kami menerima mahasiswa KKN dari UGM (Universitas Gajah Mada). Banyak manfaat yang kami terima diantaranya pembuatan baglog jamur. Untuk baglog jamur ini adik-adik sempat melibatkan anak-anak SD dalam pembuatnya. Ini bagus, anak-anak kami bisa turut belajar dan ini tentu memiliki manfaat yang berkelanjutan,” kata Imlais lagi.
Ia mengemukakan, Pemerintah desa bersama BUMDes ingin mewujudkan integratade framing di area Balai Desa Cengkawakrejo. Saat ini beberapa kegiatan usaha baru yang sudah diagendakan dan akan digodok dalam waktu dekat ini adalah pembuatan bioflok sebanyak empat titik, pembuatan kandang kambing serta ayam petelur.
“Kami akan buat sistem pertanian terpadu. Ada ayam, ikan, kambing juga. Sistem mina padi juga siap nanti. Maggot juga telah siap dan bisa dikembangkan,” imbuhnya.
Ia menambahkan pada pencairan tahap pertama DD tahun 2025 pihaknya akan memulai pembuatan bioflok untuk budidaya ikan, penanaman anggur serta pembuatan kandang ayam petelur. Terkait rencana ini Pemdes sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah ahli untuk mengawal kegiatan tersebut.
“Untuk bangunan fisik di Desa Cengkawakrejo tersisa 20 persen, sekarang kami bisa fokus pada sektor lain, diantaranya mendorong pengembangan BUMDes,” pungkasnya.(tyb)